aku publish FF jeleku lagi nih --v
kali ini aku pake Seungyubku tercintah *plak sebagai castnya
maaf ya kalo FF ini jelek banget, eh tapi semua FF ku emang jelek sih hihi
cuma ingin berbagi aja khayalan yang ada diotakku ^^
semoga bisa menghibur readers semua~ \^-^/
Title : Love Appeal
Cast : Lee Seungyub
Shin
Yejin
Genre : Friendship, Love
Rating : T
Leght : Oneshoot
Author : @raniakim96
"Sial!!
Ada apa dengan hari ini?" Gerutu Yejin
setelah dirinya diusir secara paksa oleh satpam sekolah karena
terlambat. Gadis malang ini tampak kebingungan harus pergi kemana, tidak
mungkin dia pulang kerumah, bisa-bisa dia dimarahi habis-habisan oleh sang
eomma.
Yejin
terlihat lemas menyusuri jalan sepanjang
depan sekolahnya, namun tiba-tiba matanya tertarik pada sebuah ruko yang
bertuliskan 'INTERNET CAFE' tanpa pikir panjang yeoja mungil ini langsung
berlari cepat dan masuk pada ruangan serba hitam itu.
Secara
pelan dia duduk di tempat yang kosong, dengan kursi hitam bersandaran panjang
ini dia tampak sangat nyaman dan meregangkan badannya. Yejin sedikit terkejut
karena ternyata kakinya menendang kursi milik seorang namja di sampingnya yang
juga tampak kaget.
"Ah
maafkan aku, aku tidak sengaja." Cerocosnya cepat merasa bersalah. "Shin Yejin?" Seru namja tadi
tampak terkejut. Disisi lain Yejin justru bingung kenapa namja ini mengenalnya.
"Apa
kau masih ingat aku?" Tanya namja itu cepat, dapat dilihat binar
dimatanya, namja ini tampak sangat gembira. "Mianhe." Ucap Yejin lemah
dan tampak bersalah. "Aahh aku tau kau pasti tak mengingatku." Sahut
namja tadi yang kecewa seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Baiklah,
perkenalkan aku adalah Lee Seung Yub. Penghuni kelas D di Seoul Middle High
School." Sebuah perkenalan yang sama sekali tak diminta oleh Yejin. Gadis
ini sedikit risih dengan perilaku namja bernama Seungyub dihadapannya ini.
"Apa
kau mengenalku sekarang? Kita dulu disekolah yang sama bukan? Kau itu berada di
kelas A. Iya kan?" Seungyub tampak tak berniat untuk menghentikan semua
kicauannya. "Ah
ne, sepertinya aku sedikit mengenal nama itu." Yejin berbohong agar tidak
mengecewakan Seungyub yang kini hatinya sangat senang.
"Bagaimana
cara memainkan ini." Lirih Yejin frustasi, dia memang tidak pandai dalam
bermain game. "Kau
harus menembaknya dengan tombol ini, dan untuk menghindar gunakanlah tombol
ini." Seungyub dengan ceria menunjukkan tombol-tombol yang Yejin tau kalau
itu hanya bisa untuk mengetik.
"Aahhh."
Bukannya tampak senang Yejin malah semakin bingung apa yang harus dia lakukan
pada game ini. "Kajja,
lebih baik kita jalan-jalan ke Hongdae. Daripada kau tampak stress dengan game
ini." Seungyub menggandeng tangan Yejin erat keluar dari internet cafe
itu, Yejinpun tak menolak dengan ajakannya toh dia memang sangat bosan disana.
"Oh
ya, kenapa kau tak berangkat sekolah?" Tanya Seungyub penasaran saat
mereka baru turun dari bus yang membawa mereka berdua ke Hongdae. "Aku tadi terlambat." Jawab
Yejin singkat. "Aaahh pantas saja, kau sama denganku, tadi aku terlambat
jadi aku pergi untuk bermain game." Cerocos Seungyub antusias.
"Dari
seragammu sepertinya aku tau kau sekolah dimana, bukannya dekat dengan Interner
cafe tadi? Benarkan?" Seungyub dengan seksama memperhatikan seragam
Yejin."Ne." Angguk Yejin lirih.
"Kau
tidak menanyaiku sekolah dimana? Apa kau sudah tau? Sekolahku cukup jauh dari
tempat tadi, tapi aku tetap pergi kesana untuk bermain game, karena tempatnya
sangat nyaman, iya kan?" Namja ini persis seperti burung yang sedang
berkicau, dan tak berhenti membicarakan sesuatu yang menurut Yejin teramat
sangat tidak penting.
Dengan
bubble tea di masing-masing tangan mereka, kini Seungyub dan Yejin masih
berjalan menyusuri jalanan Hongdae yang ramai. Tampaknya belum ada stand yang
ingin mereka singgahi.
Masih
dengan kicauan Seungyub yang tak hentinya membicarakan hal tak penting dari
mulai sekolahnya, temannya, bahkan permainan game yang kemarin dia mainkan
menjadi objek pembicaraan Seungyub kali ini.
Sementara
yeoja disampingnya hanya mengangguk, mengatakan 'ne' atau mungkin hanya tertawa
renyah. "Yejin-ah,
kau tak berubah sedikitpun yah?" Pertanyaan Seungyub ini otomatis membuat
Yejin menoleh padanya.
"Maksudnya?"
Sahut Yejin bingung. "Kau masih tetap anggun, pemalu dan kalem."
Jawab Seungyub lirih. "Itulah yang aku suka darimu." Lanjutnya dengan
nada malu, membuat Yejin kaget atas perkataannya.
Memang,
Seungyub sudah menyukai Yejin sejak mereka di Middle High School, namun Yejin
tak pernah menyadarinya. Lagipula Seungyub juga tidak pernah terang-terangan
mengatakan pada siapapun kalau dia sangat mengagumi sosok Yejin.
Seungyub
mengenal sosok Yejin sejak dirinya bertemu pertama kali saat dikantin, kala itu
Yejin sedang makan bersama teman-teman sekelasnya, yang membuat Seungyub
tertarik adalah kelakuannya yang sangat tenang, gadis ini juga sangat anggun. Namun yang membuat Seungyub sedih,
bahkan Yejinpun tak mengenalnya di sekolah dulu.
"Aku lapar." Aku Yejin lirih.
"Kau lapar? Baiklah, kau mau makan apa?" Sahut Seungyub segera. "Sepertinya black bean noodle akan
enak." Ucap Yejin antusias. Lalu mereka berduapun berjalan menuju kedai
mie terdekat.
Dengan
dua porsi mie hitam dan sebotol besar cola di meja mereka, kini keduanya tampak
lahap memakan hidangan yang yang mereka pesan. "Seungyub-ah, bisakah kau
diam saat makan?" Yejin merasa sangat terganggu dengan celotehan Seungyub
yang belum juga berhenti saat mereka tengah makan, menurutnya itu sangatlah
tidak sopan.
"Ah...
eum... maafkan aku." Seungyub merasa bersalah dan mencoba diam agar Yejin
nyaman dengannya.
"Seungyub-ah."
Panggilan Yejin kali ini membuat Seungyub sedikit khawatir, apa yang salah lagi
dengan dirinya. Namja ini perlahan mengangkat kepalanya melirik ke arah Yejin
yang ternyata sedang menyodorkan tisu ke mulut Seungyub.
Seungyub
kaget bukan main ketika tiba-tiba Yejin sedikit berdiri dan mendekatkan
tangannya pada mulut Seungyub, ternyata gadis itu hanya ingin mengelap bibir
Seungyub yang terkena noda hitam kaldu mienya.
Hal
yang tak pernah diduga oleh Seungyub, membuat namja cerewet ini seketika
mematung tanpa satu kata atau bahkan gerakan mulut apapun. "Habiskan mie mu!" Yejin
mencoba memecahkan aura canggung yang menyergap mereka.
***
Sekarang kedua insan
ini masih berjalan menikmati keramaian jalanan Hongdae. Masing-masing mata
mereka mencari sesuatu yang mungkin menarik untuk dikunjungi. Mata Yejin
tiba-tiba melihat sesuatu jauh berada lurus didepannya yang membuat rahang
gadis ini seketika mengeras.
Yejin dan Seungyub
terus berjalan lurus berlawanan arah dengan hal yang membuat Yejin makin panas,
gadis ini pun tampak sekuat tenaga memeras roknya. Seungyub kaget bukan
kepalang saat lengannya di peluk erat oleh Yejin, seiring dengan mendekatnya
dua orang yeoja dan namja kearah mereka.
"Yejin-ah kau
sedang apa disini?" Sapa sang namja yang menghentikan langkahnya tepat di
depan mereka. Yejin pun dengan enggan mengeratkan pelukannya pada lengan
Seungyub.
"Aku sedang
jalan-jalan saja, kalau oppa?" Seungyub tampak heran sebenarnya ada apa
diantara Yejin dan namja ini. "Ah sama denganku, oh iya perkenalkan ini
yeojachingu baruku namanya Jung Hyera."
Yejin tak memberikan
tanggapan apapun kecuali hanya dengan tatapan tajamnya. "Oppa inikah mantanmu
yang sering kau bicarakan itu." Deg! Ucapan gadis bernama Hyera tadi
sontak membuat Seungyub terkejut, jadi
dia adalah mantan kekasih Yejin.
"Yejin-ah apakah
dia namjachingumu?" Seungyub bingung harus menjawab apa, dia sedikit
melirik Yejin yang tampak resah.
"A...ku dan Yejin
hanya berte....." Ucapan Seungyub yang tergagap itu langsung dipotong oleh
Yejin yang segera melontarkan "Ne, dia namjachinguku! Namanya Seungyub.
Lee Seung Yub." Seungyub tak pernah menyangka kalau Yejin akan mengatakan
hal itu dan kini hati namja manis ini tampak berbunga-bunga.
"Ah syukurlah
kalau begitu. Seungyub-ah, jagalah Yejin dengan baik! Kami pergi dulu."
Dengan menepuk pundak Seungyub, namja yang belum Seungyub ketahui namanya
itupun pergi. Beberapa meter namja dan yeoja tadi meninggalkan mereka, Seungyub
kini justru khawatir akan keadaan Yejin.
Lutut Yejin melemas
yeoja ini membungkuk memegang kedua lututnya, dia merasa sudah tidak kuat lagi
berdiri. "Yejin-ah gwenchana?" Seungyub segera menuntun Yejin dan
duduk di salah satu bangku jalan. "Yejin-ah kah tidak apa?" Namja ini
mengulang pertanyaannya.
Seungyub dapat
mendengar samar-samar suara tangisan Yejin, dia tau ini pasti berat untuknya.
Perlahan Seungyub menarik kepala Yejin untuk bersandar di dadanya, tak peduli
dengan tatapan aneh orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya, dalam
otaknya dia hanya ingin membuat Yejin tenang.
"Seungyub-ah maaf
telah merepotkanmu." Ucap Yejin lirih. "Aniya gwenchanayo, apa aku
sudah baikan?" Timpal Seungyub dengan senyum mengembang."Tadi
itu??" Ternyata rasa penasaran Seungyub belum juga usai tentang namja
tadi. Yejin sangat enggan untuk membicarakannya, tapi akhirnya dia buka suara.
"Dia Hyeongkon,
mantan pacarku." Perkataan dengan nada sangat lirih dari mulut Yejin.
"Kita baru putus 4 hari yang lalu." Lanjutnya."Aku sungguh tidak
menyangka kalau dia sudah bisa punya penggantiku." Air mata mulai mengalir
lagi dari mata indah milik Yejin.
Seungyub yang melihatnya pun tampak pedih, yeoja yang dicintainya
menangis karena namja lain.
Seungyub berfikir
mungkin hanya perasaanya saja Yejin makin deras menangis, namja ini dapat
merasakan bajunya yang semakin basah, tapi ternyata tak hanya itu suara
tangisan Yejinpun makin jelas terdengar.
Sepersekian detik
Seungyub panik dan bingung harus melakukan apa, belum lagi tatapan orang yang
seperti makin jijik melihat wajahnya. Dengan cekatan Seungyub menaikan Yejin
yang lemas kepunggungnya dan berlari menembus keramaian jalanan Hongdae menuju
tempat yang lebih sepi.
***
Seungyub
masih terdiam melihat yeoja yang berada 50cm berada disamping kirinya itu terus
menangis, tanpa tau harus melakukan apa, Seungyub hanya memandangi Yejin
dengan rasa kasihan. Sesekali juga namja ini mengelus pelan bahu Yejin, di
bangku taman yang sepi ini hanya terdengar suara lirih tangis Yejin di telinga
Seungyub.
“Mianhe
Seungyub-ah.” Setelah sekian lama melampiaskan rasa sedihnya dengan menangis,
akhirnya Yejin pun berbicara. “Gwe.. gwenchanayo.” Balas Seungyub cepat.
“Yang
tadi itu, aku hanya ingin... aku hanya...” Yejin bingung harus mengatakan apa,
dia hanya merasa sangat malu pada Seungyub. “Kau hanya ingin berpura-pura pada
namja tadi kan?” Seungyub berusaha untuk meneruskan perkataan Yejin, dia tau
yeoja yang disukainya ini tidak mungkin akan dengan mudah mengatakan kalau
dirinya adalah namjachingunya.
“Mi...mianhe.”
Lirih Yejin lagi. Seungyub dengan tegar tersenyum tipis, walaupun dalam
hatinya dia berharap lebih jika Yejin mengatakan kalau dia sebenarnya tidak
berpura-pura.
Seungyub
dan Yejin berjalan pelan berdampingan menuju kearah rumah Yejin. Seungyub
bersikeras ingin mengantarkan Yejin sampai depan pagar rumahnya walau yeoja
itu menolak. “Yejin-ah apa kau sudah baik-baik saja?” Tanya Seungyub masih
khawatir, karena Yejin terlihat sangat lemah saat dia berjalan.
“Yejin...?”
Seru Seungyub sekali lagi karena tidak ada jawaban apapun dari yeoja
disampingnya. “Ne..ne? Kau bertanya apa?” Yejin tampak kaget atas panggilan
dari Seungyub, dia tampaknya melamun entah memikirkan apa.
“A..ani.
Aniyo.” Balas Seungyub singkat, dia tau pasti yeoja ini sedang sangat
memikirkan mantan kekasihnya yang bernama Hyeongkon. Dia tau benar Yejin punya
hati yang sensitif, itulah yang membuat Seungyub makin khawatir.
Seungyub
seketika mematung ketika dengan tiba-tiba Yejin memeluknya dari samping
dijalan kecil nan sepi ini. Dia tidak bisa berfikir apapun, dia masih sangat
shock dengan apa yang dilakukan Yejin.
“Dia
adalah namjachinguku.” Yejin mengucapkan kata itu dengan cepat dan masih belum
bisa dicerna dengan sempurna oleh namja yang berada dipelukannya.
“A...apa
maksudmu?” Seungyub melihat sekelilingnya dia fikir barangkali ada Hyeongkon
yang melihat, dan membuat Yejin
mengatakan hal seperti itu lagi. Namun ternyata dijalan ini hanya ada mereka berdua.
“Aku
tidak berpura-pura.” Yejin melihat dengan lembut kearah mata Seungyub, namja
ini juga dapat melihat ketulusan dimata indah yeoja yang sedang memeluknya.
“Apa
kau benar-benar mengatakan itu padaku?” Ucap Seungyub memastikan. Yejin
melepas pelukannya pada Seungyub, gadis ini menunduk dalam dan membuat Seungyub
merasa bersalah.
“Maukah
kau membantuku melupakan Oppa?” Tanya Yejin lirih dengan kepala masih
tertunduk. “Aku akan mencoba mencintaimu.” Lanjutnya. Masih belum ada jawaban
apapun dari Seungyub, namja berambut hitam pekat ini masih bingung harus
menjawab apa. “Bisakah kau menerimaku dengan keadaan seperti ini?” Yejin masih
berusaha mengutarakan isi hatinya.
“Kau
tau aku sangat menyukaimu sedari Middle School? Dan sampai sekarang aku
tidak bisa melihat kearah yeoja lain selain dirimu. Hari ini merupakan hari
paling membahagiakan dalam hidupku
karena aku bisa bertemu denganmu tadi pagi.” Seungyub mengambil nafas dalam,
dia sedikit melirik kearah Yejin yang masih tertunduk.
“Malam
ini... aku bagai berada disurga. Mendengar dengan telingaku sendiri, kalau kau
mengatakan ingin menjadi yeojachinguku.” Seungyub berhenti sesaat untuk
melanjutnya bicaranya, dan sesekali menggigit bibir bawahnya yang bergetar. Yejin mengangkat pelan kepalanya dan kedua mata mereka bertemu.
“Aku
mau menjadi namjamu.” Akhir dari pernyataan panjang Seungyub, membuat Yejin
reflek memeluk erat namjachingu barunya. Seruan cinta dari Yejin yang tak
pernah terpikirkan sama sekali olehnya, dirinya hanya mengikuti apa yang ada
dalam hatinya, dia tau kalau Seungyub sangat tulus mencintainya dengan apa yang
dia lakukan padanya seharian ini.
Senyum
bahagia terkembang diwajah mereka, dengan bergantengan tangan mereka meneruskan
perjalan mereka dimalam yang cerah ini.
-End-
Please leave your comment guys~ :*
Hyeongkon gak punya hati bgt -_-
BalasHapusromance lumayan dapet, apalagi ada efek lopelope (?) jatuh gitu
tapi mu ngoreksi font tulisanya kok beda yg atas ama bawah? sama diatas Yejin kenapa dibawah Hyejin? tapi bagus lah FF nya :D
wuaaahhh makasih banget udah mau baca sama komen FF ku *terharu*
Hapusmakasih banget juga buat semua koreksinya
aku emang teledor ngga di edit lagi hehe --v