Sabtu, 14 September 2013

[FF A-JAX] Love Appeal Oneshoot

Reader annyeong~
aku publish FF jeleku lagi nih --v
kali ini aku pake Seungyubku tercintah *plak sebagai castnya
maaf ya kalo FF ini jelek banget, eh tapi semua FF ku emang jelek sih hihi
cuma ingin berbagi aja khayalan yang ada diotakku ^^
semoga bisa menghibur readers semua~ \^-^/


Title : Love Appeal
Cast : Lee Seungyub
            Shin Yejin
Genre : Friendship, Love
Rating : T
Leght : Oneshoot
Author : @raniakim96


            "Sial!! Ada apa dengan hari ini?" Gerutu Yejin  setelah dirinya diusir secara paksa oleh satpam sekolah karena terlambat. Gadis malang ini tampak kebingungan harus pergi kemana, tidak mungkin dia pulang kerumah, bisa-bisa dia dimarahi habis-habisan oleh sang eomma.
Yejin terlihat  lemas menyusuri jalan sepanjang depan sekolahnya, namun tiba-tiba matanya tertarik pada sebuah ruko yang bertuliskan 'INTERNET CAFE' tanpa pikir panjang yeoja mungil ini langsung berlari cepat dan masuk pada ruangan serba hitam itu.

Secara pelan dia duduk di tempat yang kosong, dengan kursi hitam bersandaran panjang ini dia tampak sangat nyaman dan meregangkan badannya. Yejin sedikit terkejut karena ternyata kakinya menendang kursi milik seorang namja di sampingnya yang juga tampak kaget.

"Ah maafkan aku, aku tidak sengaja." Cerocosnya cepat merasa bersalah. "Shin Yejin?" Seru namja tadi tampak terkejut. Disisi lain Yejin justru bingung kenapa namja ini mengenalnya.

"Apa kau masih ingat aku?" Tanya namja itu cepat, dapat dilihat binar dimatanya, namja ini tampak sangat gembira. "Mianhe." Ucap Yejin lemah dan tampak bersalah. "Aahh aku tau kau pasti tak mengingatku." Sahut namja tadi yang kecewa seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Baiklah, perkenalkan aku adalah Lee Seung Yub. Penghuni kelas D di Seoul Middle High School." Sebuah perkenalan yang sama sekali tak diminta oleh Yejin. Gadis ini sedikit risih dengan perilaku namja bernama Seungyub dihadapannya ini.

"Apa kau mengenalku sekarang? Kita dulu disekolah yang sama bukan? Kau itu berada di kelas A. Iya kan?" Seungyub tampak tak berniat untuk menghentikan semua kicauannya. "Ah ne, sepertinya aku sedikit mengenal nama itu." Yejin berbohong agar tidak mengecewakan Seungyub yang kini hatinya sangat senang.
  
"Bagaimana cara memainkan ini." Lirih Yejin frustasi, dia memang tidak pandai dalam bermain game. "Kau harus menembaknya dengan tombol ini, dan untuk menghindar gunakanlah tombol ini." Seungyub dengan ceria menunjukkan tombol-tombol yang Yejin tau kalau itu hanya bisa untuk mengetik.

"Aahhh." Bukannya tampak senang Yejin malah semakin bingung apa yang harus dia lakukan pada game ini. "Kajja, lebih baik kita jalan-jalan ke Hongdae. Daripada kau tampak stress dengan game ini." Seungyub menggandeng tangan Yejin erat keluar dari internet cafe itu, Yejinpun tak menolak dengan ajakannya toh dia memang sangat bosan disana.

"Oh ya, kenapa kau tak berangkat sekolah?" Tanya Seungyub penasaran saat mereka baru turun dari bus yang membawa mereka berdua ke Hongdae. "Aku tadi terlambat." Jawab Yejin singkat. "Aaahh pantas saja, kau sama denganku, tadi aku terlambat jadi aku pergi untuk bermain game." Cerocos Seungyub antusias.

"Dari seragammu sepertinya aku tau kau sekolah dimana, bukannya dekat dengan Interner cafe tadi? Benarkan?" Seungyub dengan seksama memperhatikan seragam Yejin."Ne." Angguk Yejin lirih.

"Kau tidak menanyaiku sekolah dimana? Apa kau sudah tau? Sekolahku cukup jauh dari tempat tadi, tapi aku tetap pergi kesana untuk bermain game, karena tempatnya sangat nyaman, iya kan?" Namja ini persis seperti burung yang sedang berkicau, dan tak berhenti membicarakan sesuatu yang menurut Yejin teramat sangat tidak penting.
  
Dengan bubble tea di masing-masing tangan mereka, kini Seungyub dan Yejin masih berjalan menyusuri jalanan Hongdae yang ramai. Tampaknya belum ada stand yang ingin mereka singgahi.

Masih dengan kicauan Seungyub yang tak hentinya membicarakan hal tak penting dari mulai sekolahnya, temannya, bahkan permainan game yang kemarin dia mainkan menjadi objek pembicaraan Seungyub kali ini.

Sementara yeoja disampingnya hanya mengangguk, mengatakan 'ne' atau mungkin hanya tertawa renyah. "Yejin-ah, kau tak berubah sedikitpun yah?" Pertanyaan Seungyub ini otomatis membuat Yejin menoleh padanya.

"Maksudnya?" Sahut Yejin bingung. "Kau masih tetap anggun, pemalu dan kalem." Jawab Seungyub lirih. "Itulah yang aku suka darimu." Lanjutnya dengan nada malu, membuat Yejin kaget atas perkataannya.

Memang, Seungyub sudah menyukai Yejin sejak mereka di Middle High School, namun Yejin tak pernah menyadarinya. Lagipula Seungyub juga tidak pernah terang-terangan mengatakan pada siapapun kalau dia sangat mengagumi sosok Yejin.

Seungyub mengenal sosok Yejin sejak dirinya bertemu pertama kali saat dikantin, kala itu Yejin sedang makan bersama teman-teman sekelasnya, yang membuat Seungyub tertarik adalah kelakuannya yang sangat tenang, gadis ini juga sangat anggun. Namun yang membuat Seungyub sedih, bahkan Yejinpun tak mengenalnya di sekolah dulu.

            "Aku lapar." Aku Yejin lirih. "Kau lapar? Baiklah, kau mau makan apa?" Sahut Seungyub segera. "Sepertinya black bean noodle akan enak." Ucap Yejin antusias. Lalu mereka berduapun berjalan menuju kedai mie terdekat.

Dengan dua porsi mie hitam dan sebotol besar cola di meja mereka, kini keduanya tampak lahap memakan hidangan yang yang mereka pesan. "Seungyub-ah, bisakah kau diam saat makan?" Yejin merasa sangat terganggu dengan celotehan Seungyub yang belum juga berhenti saat mereka tengah makan, menurutnya itu sangatlah tidak sopan.

"Ah... eum... maafkan aku." Seungyub merasa bersalah dan mencoba diam agar Yejin nyaman dengannya. "Seungyub-ah." Panggilan Yejin kali ini membuat Seungyub sedikit khawatir, apa yang salah lagi dengan dirinya. Namja ini perlahan mengangkat kepalanya melirik ke arah Yejin yang ternyata sedang menyodorkan tisu ke mulut Seungyub.

Seungyub kaget bukan main ketika tiba-tiba Yejin sedikit berdiri dan mendekatkan tangannya pada mulut Seungyub, ternyata gadis itu hanya ingin mengelap bibir Seungyub yang terkena noda hitam kaldu mienya.

Hal yang tak pernah diduga oleh Seungyub, membuat namja cerewet ini seketika mematung tanpa satu kata atau bahkan gerakan mulut apapun. "Habiskan mie mu!" Yejin mencoba memecahkan aura canggung yang menyergap mereka.

***

  
Sekarang kedua insan ini masih berjalan menikmati keramaian jalanan Hongdae. Masing-masing mata mereka mencari sesuatu yang mungkin menarik untuk dikunjungi. Mata Yejin tiba-tiba melihat sesuatu jauh berada lurus didepannya yang membuat rahang gadis ini seketika mengeras.
Yejin dan Seungyub terus berjalan lurus berlawanan arah dengan hal yang membuat Yejin makin panas, gadis ini pun tampak sekuat tenaga memeras roknya. Seungyub kaget bukan kepalang saat lengannya di peluk erat oleh Yejin, seiring dengan mendekatnya dua orang yeoja dan namja kearah mereka.
"Yejin-ah kau sedang apa disini?" Sapa sang namja yang menghentikan langkahnya tepat di depan mereka. Yejin pun dengan enggan mengeratkan pelukannya pada lengan Seungyub.
"Aku sedang jalan-jalan saja, kalau oppa?" Seungyub tampak heran sebenarnya ada apa diantara Yejin dan namja ini. "Ah sama denganku, oh iya perkenalkan ini yeojachingu baruku namanya Jung Hyera."
Yejin tak memberikan tanggapan apapun kecuali hanya dengan tatapan tajamnya. "Oppa inikah mantanmu yang sering kau bicarakan itu." Deg! Ucapan gadis bernama Hyera tadi sontak membuat Seungyub terkejut,  jadi dia adalah mantan kekasih Yejin.
"Yejin-ah apakah dia namjachingumu?" Seungyub bingung harus menjawab apa, dia sedikit melirik Yejin yang tampak resah.
"A...ku dan Yejin hanya berte....." Ucapan Seungyub yang tergagap itu langsung dipotong oleh Yejin yang segera melontarkan "Ne, dia namjachinguku! Namanya Seungyub. Lee Seung Yub." Seungyub tak pernah menyangka kalau Yejin akan mengatakan hal itu dan kini hati namja manis ini tampak berbunga-bunga.
"Ah syukurlah kalau begitu. Seungyub-ah, jagalah Yejin dengan baik! Kami pergi dulu." Dengan menepuk pundak Seungyub, namja yang belum Seungyub ketahui namanya itupun pergi. Beberapa meter namja dan yeoja tadi meninggalkan mereka, Seungyub kini justru khawatir akan keadaan Yejin.
Lutut Yejin melemas yeoja ini membungkuk memegang kedua lututnya, dia merasa sudah tidak kuat lagi berdiri. "Yejin-ah gwenchana?" Seungyub segera menuntun Yejin dan duduk di salah satu bangku jalan. "Yejin-ah kah tidak apa?" Namja ini mengulang pertanyaannya.
Seungyub dapat mendengar samar-samar suara tangisan Yejin, dia tau ini pasti berat untuknya. Perlahan Seungyub menarik kepala Yejin untuk bersandar di dadanya, tak peduli dengan tatapan aneh orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya, dalam otaknya dia hanya ingin membuat Yejin tenang.
"Seungyub-ah maaf telah merepotkanmu." Ucap Yejin lirih. "Aniya gwenchanayo, apa aku sudah baikan?" Timpal Seungyub dengan senyum mengembang."Tadi itu??" Ternyata rasa penasaran Seungyub belum juga usai tentang namja tadi. Yejin sangat enggan untuk membicarakannya, tapi akhirnya dia buka suara.
"Dia Hyeongkon, mantan pacarku." Perkataan dengan nada sangat lirih dari mulut Yejin. "Kita baru putus 4 hari yang lalu." Lanjutnya."Aku sungguh tidak menyangka kalau dia sudah bisa punya penggantiku." Air mata mulai mengalir lagi dari mata indah milik Yejin.   Seungyub yang melihatnya pun tampak pedih, yeoja yang dicintainya menangis karena namja lain.
Seungyub berfikir mungkin hanya perasaanya saja Yejin makin deras menangis, namja ini dapat merasakan bajunya yang semakin basah, tapi ternyata tak hanya itu suara tangisan Yejinpun makin jelas terdengar. 
Sepersekian detik Seungyub panik dan bingung harus melakukan apa, belum lagi tatapan orang yang seperti makin jijik melihat wajahnya. Dengan cekatan Seungyub menaikan Yejin yang lemas kepunggungnya dan berlari menembus keramaian jalanan Hongdae menuju tempat yang lebih sepi.
***
            Seungyub masih terdiam melihat yeoja yang berada 50cm berada disamping kirinya itu terus menangis, tanpa tau harus melakukan apa, Seungyub hanya memandangi Yejin dengan rasa kasihan. Sesekali juga namja ini mengelus pelan bahu Yejin, di bangku taman yang sepi ini hanya terdengar suara lirih tangis Yejin di telinga Seungyub.
            “Mianhe Seungyub-ah.” Setelah sekian lama melampiaskan rasa sedihnya dengan menangis, akhirnya Yejin pun berbicara. “Gwe.. gwenchanayo.” Balas Seungyub cepat.
            “Yang tadi itu, aku hanya ingin... aku hanya...” Yejin bingung harus mengatakan apa, dia hanya merasa sangat malu pada Seungyub. “Kau hanya ingin berpura-pura pada namja tadi kan?” Seungyub berusaha untuk meneruskan perkataan Yejin, dia tau yeoja yang disukainya ini tidak mungkin akan dengan mudah mengatakan kalau dirinya adalah namjachingunya.
            “Mi...mianhe.” Lirih Yejin lagi. Seungyub dengan tegar tersenyum tipis, walaupun dalam hatinya dia berharap lebih jika Yejin mengatakan kalau dia sebenarnya tidak berpura-pura.
            Seungyub dan Yejin berjalan pelan berdampingan menuju kearah rumah Yejin. Seungyub bersikeras ingin mengantarkan Yejin sampai depan pagar rumahnya walau yeoja itu menolak. “Yejin-ah apa kau sudah baik-baik saja?” Tanya Seungyub masih khawatir, karena Yejin terlihat sangat lemah saat dia berjalan.
            “Yejin...?” Seru Seungyub sekali lagi karena tidak ada jawaban apapun dari yeoja disampingnya. “Ne..ne? Kau bertanya apa?” Yejin tampak kaget atas panggilan dari Seungyub, dia tampaknya melamun entah memikirkan apa.
            “A..ani. Aniyo.” Balas Seungyub singkat, dia tau pasti yeoja ini sedang sangat memikirkan mantan kekasihnya yang bernama Hyeongkon. Dia tau benar Yejin punya hati yang sensitif, itulah yang membuat Seungyub makin khawatir.
            Seungyub seketika mematung ketika dengan tiba-tiba Yejin memeluknya dari samping dijalan kecil nan sepi ini. Dia tidak bisa berfikir apapun, dia masih sangat shock dengan apa yang dilakukan Yejin.
            “Dia adalah namjachinguku.” Yejin mengucapkan kata itu dengan cepat dan masih belum bisa dicerna dengan sempurna oleh namja yang berada dipelukannya.
            “A...apa maksudmu?” Seungyub melihat sekelilingnya dia fikir barangkali ada Hyeongkon yang melihat, dan membuat  Yejin mengatakan hal seperti itu lagi. Namun ternyata dijalan ini hanya ada mereka berdua.
            “Aku tidak berpura-pura.” Yejin melihat dengan lembut kearah mata Seungyub, namja ini juga dapat melihat ketulusan dimata indah yeoja yang sedang memeluknya.
            “Apa kau benar-benar mengatakan itu padaku?” Ucap Seungyub memastikan. Yejin melepas pelukannya pada Seungyub, gadis ini menunduk dalam dan membuat Seungyub merasa bersalah.
            “Maukah kau membantuku melupakan Oppa?” Tanya Yejin lirih dengan kepala masih tertunduk. “Aku akan mencoba mencintaimu.” Lanjutnya. Masih belum ada jawaban apapun dari Seungyub, namja berambut hitam pekat ini masih bingung harus menjawab apa. “Bisakah kau menerimaku dengan keadaan seperti ini?” Yejin masih berusaha mengutarakan isi hatinya.
            “Kau tau aku sangat menyukaimu sedari Middle School? Dan sampai sekarang aku tidak bisa melihat kearah yeoja lain selain dirimu. Hari ini merupakan hari paling membahagiakan  dalam hidupku karena aku bisa bertemu denganmu tadi pagi.” Seungyub mengambil nafas dalam, dia sedikit melirik kearah Yejin yang masih tertunduk.
            “Malam ini... aku bagai berada disurga. Mendengar dengan telingaku sendiri, kalau kau mengatakan ingin menjadi yeojachinguku.” Seungyub berhenti sesaat untuk melanjutnya bicaranya, dan sesekali menggigit bibir bawahnya yang bergetar. Yejin mengangkat pelan kepalanya dan kedua mata mereka bertemu.
            “Aku mau menjadi namjamu.” Akhir dari pernyataan panjang Seungyub, membuat Yejin reflek memeluk erat namjachingu barunya. Seruan cinta dari Yejin yang tak pernah terpikirkan sama sekali olehnya, dirinya hanya mengikuti apa yang ada dalam hatinya, dia tau kalau Seungyub sangat tulus mencintainya dengan apa yang dia lakukan padanya seharian ini.
            Senyum bahagia terkembang diwajah mereka, dengan bergantengan tangan mereka meneruskan perjalan mereka dimalam yang cerah ini.
-End-

Please leave your comment guys~ :*
           
           
           
             

2 komentar:

  1. Hyeongkon gak punya hati bgt -_-
    romance lumayan dapet, apalagi ada efek lopelope (?) jatuh gitu
    tapi mu ngoreksi font tulisanya kok beda yg atas ama bawah? sama diatas Yejin kenapa dibawah Hyejin? tapi bagus lah FF nya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wuaaahhh makasih banget udah mau baca sama komen FF ku *terharu*
      makasih banget juga buat semua koreksinya
      aku emang teledor ngga di edit lagi hehe --v

      Hapus