Sabtu, 14 Januari 2012

[FF B1A4] BLING GIRL part 2 End


Title : Bling Girl
Cast : Jung Jin Young a.k.a. JinYoung ( B1A4 )
            Kang Jae Kyung a.k.a. Phitrye Sone
            And the other
Genre : Romance
Rating : T
Type : twoshoot
Author : @raniakim96





Part 2 End

            Rambutnya yang panjang menutupi hampir seluruh wajahnya, karena dia menunduk. JinYoung mendekat ke arah wanita itu, dia yakin wanita itu bukan setan, jika dia setan mana mungkin se-gaul (?) itu dengan I-pad berwarna pink di tangannya.
            “annyeong....” sapa JinYoung lirih. Wanita itu mendongak dan membenarkan letak rambutnya. “huuuhh~...” JinYoung dapat menghela nafasnya lega sekarang, ternyata wanita itu adalah JaeKyung.
            “JinYoung? Sedang apa kau di sini?” Balas JaeKyung santai, matanya pun kembali fokus pada I-pad nya.
            “aku.. aku sedang mencari bahan untuk membuat tugas membuat artikel. Kau sendiri?” JinYoung sangat gugup membalas pertanyaan dari JaeKyung, walaupun JaeKyung terlihat acuh tak acuh. Bagaimana mungkin JinYoung tidak gugup ada wanita yang di sukainya berada di hadapannya sekarang.
            “mwo? Tugas artikel? Kenapa kau tidak mencarinya lewat internet saja? Lebih mudah bukan?” JaeKyung tertawa lebar saat memberi saran pada JinYoung dia berpikir untuk apa repot-repot mencarinya di perpustakaan yang memuakkan ini.
            “eh? Internet? Ah mengapa aku tidak memikirkannya dari awal.” JinYoung merasa benar-benar bodoh sekarang.
            “JinYoung, kau ini... kau boleh meminjam I-pad ku.” JaeKyung bergegas untuk mengulurkan I-pad yang ada di tangannya.
            “gomawo JaeKyung-ahh, aku lupa tidak membawa notebook tadi.” Balas JinYoung malu,dia merasa telah merepotkan JaeKyung.
            “oh iya, kau sendiri sedang apa di sini JaeKyung?” tanya JinYoung sambil memulai pekerjaannya.
            “aku sedang membaca komik. Aku ingin tempat yang teanang untuk membaca komik ini.” Seru JaeKyung dengan mengangkat tinggi komik Slam Dunk yang ada di sampingnya tadi. JinYoung menggangguk paham, ternyata JaeKyung memang pecinta basket.
            Sunyi. Itulah keadaan yang menyelimuti dua insan itu saat ini. JinYoung masih berkutat dengan I-pad dan mencari bahan untuk membuat tugas artikelnya. Sementara JaeKyung? Dia tampak lemas, entah apa yang di rasakannya sekarang. Namun ia benar-benar ingin pulang saat ini.
            Dia memilih untuk mencari kesibukan, membaca kembali komik yang ia bawa. Dari pada dia harus mengganggu JinYoung yang sedang serius pada pekerjaanya.
            ***
            “sepertinya ini sudah cukup. Gomawo JaeKyung-ahh.” JinYoung meregangkan ke-dua tangannya. Dia menolah kesamping.
            “JaeKyung? Apa kau tertidur? JaeKyung-ahh?” Dia mendapati tubuh JaeKyung bersender pada tembok, dengan mata tertutup.
            JinYoung menyentuh sedikit bahu JaeKyung dengan unjung telunjuknya, namun tak ada reaksi apapun dari JaeKyung. JinYoung benar-benar panik saat ini, dia sadar lampu perputakaan telah padam. Benar saja ini sudah menunjukan pukul 11 malam. Dia berjalan menuju ke pintu keluar, di kunci. Semua orang telah pergi dari sini.
            “mungkin penjaga perpus tidak melihat kita tadi, karena kita berada di pojok ruangan. Dan mengira sudah tidak ada orang di sini?” lontar JinYoung frustasi.
            “apa yang harus aku lakukan?” JinYoung benar-benar kalut, dia takut sesuatu terjadi pada JaeKyung, dia kembali menghampiri JaeKyung yang lemah tak berdaya, dia memegang kening JaeKyung dengan punggung tangannya. Panas, tubuh JaeKyung sangat panas.
            JinYoung mengutuk dirinya sendiri, ini salahnya, ia fokus pada pekerjaannya sendiri, sampai-sampai tak mengingat bahwa ada JaeKyung di sampingnya.
            “tak ada pilihan lain, aku harus mendobrak pintu ini.” Ucap JinYoung mantap. Sekuat tenaga dia mencoba untuk mendobrak pintu kayu itu, dan akhirnya dia berhasil.
            JinYoung membereskan semua buku dan tasnya serta tas JaeKyung. Mengeratkan syal yang mengalung di leher yeoka itu, dia segera menaikan JaeKyung ke punggungnya dan berlari keluar kampus untuk mencari taksi. Dan membawa JaeKyung pulang ke rumah yeoja itu.

            ***
            Jung Jin Young P.O.V.
            Sudah 3 hari semenjak kejadian itu aku tidak pernah melihat JaeKyung di kampus. Aku tidak tau apa yang terjadi dengan JaeKyung. Aku merasa enggan untuk menemuinya langsung di rumah, aku masih hafal betul apa yang di katakan keluarga JaeKyung padaku saat itu.
            “apakah kau benar namja baik-baik? Kau membawa pulang seorang yeoja di tengah malam dengan keadaan pingsan, kau itu nappeun namja.” Itulah ucapan yang di lontarkan oleh wanita parubaya yang ternyata adalah bibi dari JaeKyung atau lebih tepatnya eomma dari CNU hyung.
            Pada saat itu CNU hyung tidak banyak membelaku, dia tau aku berniat baik. Namun emosi yang sudah merasuk di tubuh eommanya lah yang membuatnya terdiam.
            “jika aku menemui JaeKyung di rumahnya dan bertemu dengan eomma CNU hyung, matilah aku.” Aku bergumam di kamar ku seorang diri.
            Apa yang harus kulakukan saat ini? Libur tahun baru sangat membosankan, yang dapat kulakukan hanyalah bermalas-malasan di atas tempat tidurku. Di tahun baru seperti ini biasanya aku bermain seluncur es bersama noonaku, namun saat ini dia sedang fokus mengerjakan tesis untuk kelulusan S2 nya.
            Baiklah dari pada bermalas-malasan di kasur yang membosankan, aku memilih untuk berjalan-jalan di sekitar rumahku.
            “bbrr~ dingin sekali.” Ucapku seraya mengeratkan mantel hangat di tubuhku.
Sepertinya akan turun salju. Aku mengarahkan langkahku ke salah satu taman di pusat kota, yang jika musim dingin seperti ini beralih menjadi arena seluncur es. Di malam tahun baru, tempat ini menjadi sangat ramai.
“andai saja aku datang dengan noona, aku akan bersenang-senang dengannya.” Aku mencari tempat duduk yang nyaman untuk melihat pasangan muda-mudi yang sedang pamer kemesraan.
“jujur aku iri melihatnya, tapi apa daya. Hampir semua yang datang ke sini adalah pasangan kekasih.” Lanjutku bicara lirih pada diriku sendiri.
“hey..” tiba-tiba da yang menepuk pundakku dari belakang. Aku menoleh, ternyata Baro dengan yeoja cantik yang menggandeng tangannya.
“ada apa kau?” Balasku ketus. Tanpa menatap matanya.
“tahun baru segera datang, mengapa kau sendiri saja? Apa kau tidak mempunyai kekasih?” ledeknya. Dasar playboy, aku tau dia mempunyai banyak yeoja.
“itu bukan urusanmu.” Aku beranjak pergi meninggalkan Baro yang menjengkelkan itu. Namun ada tangan yang menahanku, tangan Baro.
“Mau kemana kau? Bukankah kau tak mempunyai teman? Biar aku dan yeojaku yang menemanimu.” Apakah dia tidak mempunyai hati, sehingga mengatakan hal seperti itu padaku?
“Baro-ssi bisakah kau berhenti meledekku? Aku tau aku orang yang lemah, tak banyak wanita yang menyukaiku. Aku tak setenar kau, dan tidak mempunyai banyak yeoja sebanyak yang kau miliki. Namun aku masih punya HATI dan PERASAAN.” Ucapku keras di sertai banyak penekanan pada akhir kalimat itu.
Baro nampak terdiam mencerna kata demi kata yang aku lontarkan padanya. Aku ingin sesegera mungkin enyah dari hadapannya. Baru satu langkah aku berbelok ke kanan, aku menabrak seseorang yang sepertinya telah lama berdiri di sampingku dengan jarak kurang dari 10cm.
“dia namjaku..” Serunya lantang kepada Baro. Aku sungguh terkejut mendengar ucapannya.
“asal kau tau Baro-ssi, JinYoung sudah memiliki yeojachingu dan itu adalah AKU. Jadi jangan sekali-kali kau meledeknya lagi. Dasar playboy.” Yeoja di sampingku ini benar-benar seperti kerasukan setan, dia berani berbicara selantang itu pada Baro, sementara aku dan Baro serta wanita yang ada di sampingnya terdiam membatu.
“kajja JinYoung, kita pergi dari sini. Aku tak sudi berhadapan dengan nappeun namja yang telah meledek namjaku.” Dia menarikku kencang dan memberikan tatapan tajamnya pada Baro.
***
            “kita mau kemana JaeKyung-ahh?” aku masih bingung dengan keberadaan JaeKyung yang mengejutkan itu, dan kata-kata yang di ucapkannya tadi. Yang paling membuatku bingung adalah kata ‘namjaku’ yang aku tau itu di tujukan untukku.
            “aku ingin mengajakmu ke lapangan basket tempat pertama kali kita bertemu.” Ucapnya ceria. Tangannya menggandeng erat tanganku, seakan dia tidak ingin terlepas.
            Kami berjalan menuju lapangan basket yang berada di belakang kampus kami, memang jarak dari pusat kota dengan kampus kami tidak terlalu jauh, dapat di tempung kira-kira 15 menit dengan berjalan kaki. Namun sepertinya aku melihat wajah kelelahan dari JaeKyung, dia juga sedikit memperlambat langkahnya.
            “JaeKyung apa kau baik-baik saja?” tanyaku lembut. Aku masih canggung dengannya saat ini.
            “aku tidak apa-apa JinYoung.” Jawabnya dengan wajah ceria yang di buat-buat, itu terlihat jelas dari tatapan matanya yang sayu.
            “JinYoung kau kenapa?” JaeKyung tampak kaget melihatku berjongkok di depannya.
            “naiklah ke punggungku! Aku tau kau lelah.” Seruku meyakinkannya. Namun dia tak kunjung naik ke punggung yang telah ku sediakan untuknya. Dia malah berjalan melenggang melewati samping kiriku.
            “hey, aku serius. Kau itu sedang lelah kan?” aku berlari kecil untuk menyamakan langkahku dengannya.
            “siapa bilang aku lelah? Aku yeoja yang kuat JinYoung.” Dia berdecak tak mau kalah.
            Aku melihat ke arah bawah. Dia memakai sepatu hak tinggi sporty, seperti yang ia kenakan biasanya. Di setiap langkahnya dia pun tampskk kesulitan, ini pasti sangat menyiksa. Tanpa di komando, aku langsung menaikkannya paksa ke atas punggungku, dia sedikit memberontak, namun akhirnya dia mengalah dan semakin mempererat pegangan tangannya di leherku.
            “sampai..” seruku saat kita sampai di lapangan basket yang kita tuju. Hey, mengapa JaeKyung tak kunjung turun dari punggungku? Apa dia tertidur?
            “ya. Kau mengerjaiku? Asal kau tau kau itu berat.” Candaku padanya, ternyata dia tidak tertidur, namun dia masih santai bertengger di punggungku dengan senyum cantik yang menghiasi wajahnya.
            Dia bersiul? Tapi untuk apa? Setelah dia bersiul lapangan basket yang semula gelap menjadi terang di hiasi dengan lampu berwarna-warni yang apik. Aku menoleh ke samping, ada meja makan dengan 2 kursi yang berhadapan di sampingnya.
            “siapa yang menyiapakn ini semua?” tanyaku pada JaeKyung yang masih ada di punggungku. Dia tidak menjawab, dia turun dari punggungku dan menghadap ke arahku.
            “aku juga tak tau..” balasnya menunduk.
            “jangan berbohong, ini semua kau kan yang merencanakannya.” Ucapku senang dan berjalan ke arah meja makan romantis di bawah ring basket.
            “kemarilah !” perintahku pada JaeKyung yang masih berdiri di pintu masuk lapangan.
            Makanan lezat telah tersaji di meja makan ini, ada juga lilin merah yang menyala di tengahnya, sungguh cantik.
            “JaeKyung-ssi, apa yang kau maksud dengan kata ‘namjaku’ tadi?” tanyaku penasaran sambil memulai dinner romantis ini. Dia hanya menunduk malu.
            “baiklah, kalau kau tak mau menjawabnya, tapi kau harus menjawab pertanyaan ini!” paksaku. Dia masih tetap menunduk, dan tak membalas tatapanku.
            “di malam itu, apa kau baik-baik saja? Kenapa selama 3 hari ini kau tak terlihat di kampus?”
            “magh akut yang di deritanya kambuh.” Bukan JaeKyung yang menjawab, melainkan suara lain yang datang dari arah belakangku. Dia? CNU hyung.
            “hyung kau?” pekikku.
            “aku yang merencanakan semua ini dengan JaeKyung.” Aku berganti menatap JaeKyung yang ada di hadapanku.
            “jadi JaeKyung? Kau mempunyai penyakit magh?” tanyaku heran.
            “itu karena dia sedang kesal di rumah, bersembunyi di perpus dan tidak makan seharian.” Jawab CNU hyung dengan mengacak kecil rambut hitam JaeKyung.
            “JinYoung seharusnya kau lebih berani untuk menyatakan perasaanmu, sekarang adalah waktu yang tepat.” CNU berbisik di telingaku.
            “tapi bagaimana dengan ahjumma?” tanyaku khawatir jika eomma CNU hyung tidak merestuiku.
            “aku sudah menjelaskan semuanya.” Kini JaeKyung angket bicara.
            “Jung Jin Young fighting.” CNU hyung berteriak dan meninggalkan kami berdua. Aku jadi merasa canggung.
            Keadaan di sini lebih terang, tepat di kanan meja makan ini menyala lampu-lampu kecil yang membentuk simbol cinta. Sangat romantis. Kecanggungan sekarang menghantuiku, bagaimana caranya untuk menyatakan perasaan pada yeoja?
"ehm, JaeKyung a..aku.." aku sangat gugup sekarang.
"JinYoung-ahh apa yang ingin kau katakan?" aku tau JaeKyung sedang memancingku sekarang, secara tidak langsung dia sudah menyatakan perasaannya kepadaku tadi.
Aku menatap matanya, mencoba untuk menguatkan diriku agar aku dapat mengutarakan perasaan yang ku pendam padanya.
"JaeKyung saranghae..." aku mengucapkan kalimat tadi dengan sangat lirih, entah JaeKyung mendengarnya atau tidak.
"na do saranghae JinYoung-ahh" dia berteriak sekarang, ternyata dia mendengarnya. Tapi mengapa dia harus berteriak untuk membalasnya? 
"hey Kau meledekku?" tanyaku mengikutinya berdiri.
"Kau sendiri? Kenapa suaramu sangat kecil?" dia memeletkan lidahnya.
"bukan begitu, tapi ..tapi... Aku malu." ucapku menunduk.
Aku segera mendekatinya dan memeluknya. " JAEKYUNG SARANGHAEYO..." aku berteriak lepas, melontarkan isi hatiku dengan memeluknya. Dia tampak senang, memeluk tubuhku lebih erat.
"sudah jam berapa ini?" tiba-tiba dia melpaskan pelukannya dan melihat jam tangan pink yang melingkar di tangannya.
"Lima menit lagi pergantian tahun." lanjutnya.
"ah iya aku hampir lupa, kita akan memasuki tahun 2012 sebentar lagi."
"hana ..... Dul .... Set ..... " terdengar teriakan orang banyak dari pusat kota, itu pasti orang-orang yang sedang menanti detik-detik pergantian tahun.
Sesaat setelah itu banyak bertaburan kembang api di langit Seoul yang cerah ini. Riuh suara terompet juga nengiringi.  Aku dan JaeKyung tak tinggal diam, kitapun meniup terompet yang sudah di sediakan di meja makan tadi.
"itu pasti berasal dari pusat kota." seruku yakin sambil merangkul pundak JaeKyung.
"siapa bilang?"
"aku yang menucapkannya tadi."
"JinYoung kau ini.." JaeKyung menberontak dari rangkulanku.
"hey chagi kau kenapa? Bukankah ucapanku benar?" dia memukul-muul lenganku seperti orang marah sekarang.
“aku sangat lelah mengerjakan semua ini dengan CNU oppa, tapi kau malah bilang ini adalah kembang api dari pusat kota. Kau menyebalkan.” Terdengar isakan dari seruannya tadi, dia juga masih tetap memukul lenganku, bahkan lebih keras.
‘benarkah itu? Aigo aku merasa sangat bersalah.’ Hati kecilku bicara, apa lagi ia samapi menitihkan air matanya. Dia pasti sangat kecewa.
“maafkan aku, aku benar-benar minta maaf. Aku sungguh tidak mengetahuinya JaeKyung.” Aku menghentikan aksi pemukulannya terhadapku, aku menahan tangan kecil nya itu. Wajah JaeKyung kini sangat dekat dengan wajahku.
Dia menangis, dia benar-benar menangis. Di hari pertamaku menjadi namjachingunya, aku sudah membuatnya menangis. Namja macam apa aku ini.
Chu~
Entah dorongan dari mana, aku berani untuk mengecup bibirnya. Tidak lama bibirku dan bibirnya bertaut, namun hal itu membuat jantungku rasanya ingin meledak. Aku menunduk malu, tak ingin merasa lemah aku langsung mendekap JaeKyung ke dalam pelukanku. Dan dia membalasnya.
“happy new year my bling girl.” Ucapku sambil menoleh ke arahnya yang sedang memelukku dari samping.
“happy new year to my bling boy.” Aku hanya tertawa mendengar ucapannya. Kami berdua merayakan pesta pegantian tahun di kursi penonton, lapangan basket belakang kampus kita.
“kembang apinya sangat indah, namun lebih indah jika aku melihatnya bersamamu.” Dia mencubit kecil pinggangku, memeluku semakin erat begitupun denganku.
END

2 komentar:

  1. aiissshh.. -.-"
    aku iri. chingu, critanya kereeeeeeeeeeeeeenn banget !! d fb udh d publish blom... keren lho..
    mian ya chingu, aku cerewet.. tapi, kalo soal jinyoung, aku gak bisa untuk gak cerewet hehe..
    chingu, ajarin edit-edit foto cofer ff dong.. hehe
    mian, banyak amat.. gomawo ffnya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf baru bisa bales yah --v
      haha jinyoung punyamu yah? udah di post di fb dulu tahun lalu
      kalo soal edit foto aku belajar dari banyak tutorial di google, cari aja deh ^^

      Hapus