Jumat, 24 Mei 2013

[FF SHINee] Honesty Part 3



Title : 그자리에 (Honesty)
Cast : Kim Jong Hyun
            Kang Jae Kyung
            And the other
Genre : Friendship, Love
Rating : T
Type : -
Author : @raniakim96



-Previous Part-
‘Temui aku di kedai ice cream!’  Satu kalimat yang terpampang  jelas di ponsel Jaekyung. “Kedai ice cream?” Jaekyung bingung dengan tempat yang dikatakan oleh Jonghyun, kedai ice cream ada ratusan di Seoul. “Apa yang dia maksud, kedai ice cream saat pertama kita mengobrol saat itu?” Ucap Jaekyung menebak.
            “Pakaian apa yang harus aku kenakan?” Yeoja itu melihat setiap baju yang tertata rapi di dalam lemarinya. “Aku harus memakai baju sesederhana mungkin.” Serunya mulai panik, baju yang dia inginkan tidak dia temukan.
            Dengan mengenakan kaos lucu berwarna abu-abu, rok mini biru dengan motif bunga-bunga kecil serta flat shoes Jaekyung berjalan menuruni tangga rumahnya. “Mau kemana kau?” Dia disambut oleh teriakan Jaehyung namdongsaengnya dari ruang santai. “Tidak ada urusannya denganmu.” Balas Jaekyung malas. Mata Jaehyung terus mengekor mengikuti langkah perginya noonanya itu.
***
Part 3
            Jaekyung segera turun dari scooternya, dia melihat sekeliling. “Motor Jonghyun ada disini,  jadi benar ini tempatnya.” Seru Jaekyung mantap dan langsung berlari kecil masuk kedalam kedai itu.
            Jaekyung berjalan pelan menuju tempat Jonghyun duduk saat ini, dia melihat ada dua cup ice cream yang telah kosong dimejanya. “Kenapa kau lama sekali? Bahkan aku sudah menghabiskan ice cream yang tadinya mau kuberikan padamu.” Jonghyun sedikit berteriak saat Jaekyung baru saja meletakan dirinya dikursi.
            “Mianhe, tadi aku harus membantu Eomma jadi aku sedikit terlambat.” Jaekyung berdusta, padahal waktunya tersisa hanya untuk memilih pakaian tadi.  “Sudahlah, kali ini aku memaafkanmu. Tapi lain kali kau tidak boleh terlambat, aku tidak suka jika harus menunggu. Arraso?” Ucap Jonghyun memperingatkan. “Ne..” Jawab gadis itu lemah.
            “Aku ingin bertanya padamu, tapi sebelum itu kita ke taman di pusat kota yah? Aku sudah bosan disini.”  Jonghyun segera menggandeng tangan Jaekyung keluar dari kedai ini.
            “Jonghyun-ahh aku bawa scooterku sendiri, aku tidak bisa naik motormu.” Ucap Jaekyung heran saat Jonghyun membawanya ke tempat motornya diparkirkan.
            “Aku tau kau membawa scootermu, sepulang dari taman nanti kita ambil scootermu disini, sekarang kau naik! Kajja.” Jawab Jonghyun enteng seraya menghidupkan mesin motornya.
            “Apa yang ingin kau tanyakan?” Tanya Jaekyung cepat saat mereka baru saja duduk di salah satu kursi panjang ditaman. “Kenapa kau terburu-buru sekali? Apa kau ada acara heoh?”
            “Tidak juga...” Balas Jaekyung kikuk, entah kenapa dia jadi merasa tidak enak pada Jonghyun. “Jaekyung-ahh belikan aku ice cream! Anggap saja ini bayaran untuk ice yang ingin kuberikan padamu tadi.” Jaekyung bingung dengan sikap Jonghyun yang berubah menjadi seperti anak kecil saat ini. Tanpa berkata sepatah katapun Jaekyung langsung berlari mencari penjual ice cream ditaman.
            “Waahh, bukankah sangat enak menikmati ice cream di musim panas seperti ini? Iyakan Jaekyung?” Jonghyun terlihat sangat lahap menjilati ice cream coklatnya, sementara Jaekyung sudah dengan sabar menunggu apa yang sebenarnya ingin ditanyakan namja ini.
            “Jaekyung-ahh, Ahra sudah tidak pernah menghubungiku lagi.”  Ucap Jonghyun tiba-tiba dengan nada suara yang sedih. “Memang Ahra itu siapa?” Tanya Jaekyung bingung, karena baru pertama kali mendengar nama tersebut.
            “Aiihh iya aku lupa, Ahra itu yeojachinguku.” Deg, jantung Jaekyung seakan ingin keluar. Beruntung Jaekyung tidak mempercayai semua ucapan Minki waktu itu. “Apa kau pernah menanyakan alasannya?” Tanya Jaekyung hati-hati.
            “Dia bilang sedang tidak ingin diganggu, dan kau tau apa yang paling membuatku sedih?...” Jonghyun menggantungkan kalimatnya. “Ahra berkata padaku kalau dia masih sayang dengan Minho, mantan kekasihnya dulu.” Seketika Jaekyung melebarkan matanya, Jonghyun, namja itu kini meneteskan air matanya.  
            “Sudah berapa lama dia tidak menghubungimu?” Jaekyung sangat bingung dengan keadaan ini. “Sudah lebih dari satu minggu, kalaupun aku kerumahnya dia tidak mau keluar untuk sekedar menyapaku.” Suara Jonghyun terdengar serak. “Apa yang harus aku lakukan untukmu?” Pertanyaan itu keluar dari mulut Jaekyung, dia memandang Jonghyun dengan iba, tak menyangka jika namja berotot ini akan menangis karena wanita.
            “Peluklah aku Jaekyung-ahh, jebal...” Mendadak tubuh Jaekyung membeku, apa yang didengarnya tidak salah? “T..ta..pi..” Belum selesai Jaekyung menyelesaikan apa yang ingin diucapkan, Jonghyun sudah merengkuhnya kedalam pelukannya. “Jika kau tidak bisa memelukku, aku yang memelukmu.” Jonghyun makin mengeratkan pelukannya. Kini mereka berdua sama-sama terdiam dalam keadaan berpelukan di bangku taman.
            “Tolong bantu aku, sampai masalah ini benar-benar selesai.” Jonghyun berbisik ditengah isak tangisnya, Jaekyungpun mengangguk, walaupun gadis itu tidak tau apa yang bisa ia bantu.
***
            Setelah puas menangis dan menceritakan semua masalahnya dalam pelukan Jaekyung, akhirnya Jonghyun bisa tenang. Dapat dilihat matanya yang sembab, dengan kaos Jaekyung yang basah dibagian bahu. “Sshhh.. berapa lama aku menangis?” Jonghyun bergumam pelan.
“Kau tidak kedinginan?” Tanya Jonghyun yang baru menyadari kalau Jaekyung hanya memakai kaos tipis, sementara ini sudah malam, angin musim panas juga bertiup kencang.
            “Gwenchana, aku baik-baik saja, apakah hatimu sudah membaik saat ini?” Kini Jaekyung balik bertanya, tak lupa dia memasang senyum dihadapan Jonghyun.
            Jonghyun melepas jaket merah parasutnya dan memakaikannya di bahu Jaekyung. Jaekyung ingin mengelak namun tak dapat dipungkiri dia memang kedinginan. “Aku sudah kuat berkat kau.” Jonghyun melirik ke arah Jaekyung yang menundukkan wajahnya tersipu malu.
            “Kajja kita pulang..aku akan mengantarkanmu sampai depan rumah.” Jaekyung segera menghentikan langkahnya. “Tidak perlu.. ka.. kau cukup mengantarku sampai kedai ice cream saja, aku akan pulang sendiri.”
            “Tak usah mengelak, aku kan mengikutimu dari belakang, aku takut sesuatu terjadi padamu. Kau ini yeoja, tidak baik bepergian dimalam hari seorang diri.” Jonghyun tetap menarik Jaekyung menuju motornya. Dalam perjalanan menuju kedai ice cream untuk mengambil scooternya, Jaekyung terus memikirkan cara agar Jonghyun tidak mengantarnya sampai ke rumah.
            “Aku mohon, kau lebih baik pulang. Basuh mukamu yang sangat kusut itu, aku akan baik-baik saja. Lagipula jarak dari sini menuju rumahku itu tidak terlalu jauh.” Sambil memakai helm dikepalanya Jaekyung terus mencari segala alasan. Jaekyung bersiap menyalakan scooternya.
            “Benar kau tidak apa?” Tanya Jonghyun masih ragu. “Ne, aku yakin aku tidak apa. Sekarang kau pulanglah dulu.” Jaekyung tampak bersemangat.
            “Baiklah aku akan pulang, hati-hati ya! Gomawo untuk hari ini.” Jonghyun segera menancap gas dan berlalu dari hadapan Jaekyung.
            “Syukurlah dia menuruti perintahku.” Jaekyung mengeratkan jaket Jonghyun yang dikenakannya, menyalakan gas scooternya dan pulang menuju kerumah.
            Namun tanpa diketahui oleh Jaekyung, Jonghyun yang berhenti di pertigaan jalan tadi, membuntuti yeoja itu dari belakang. Tampaknya dia masih ragu untuk membiarkan Jaekyung pulang sendiri ke rumahnya.
***
             “YA!!  SIAPA YANG MENYIRAMKU??” Jaekyung tersentak kaget saat ada yang menyiram dirinya yang sedang tertidur dikelas pada pagi hari seperti biasa.
            “Jaekyung-ahh apa kau tidak pernah tidur dirumah? Sampai-sampai kau tidur di kelas setiap hari.” Jira dengan ember kecil ditangannya membalas perkataan Jaekyung dengan pedas.
            “Lalu apa urusannya denganmu?” Seru Jaekyung seraya berdiri dari tempat duduknya. Jira menghela nafas kesal, “Apa kau tidak lihat sudah jam berapa ini? Bagamana kalau sonsaenim datang dan melihat ada murid kelas ini tertidur? Bukankah itu akan membut seluruh kelas malu karenamu?”Jira berkata panjang lebar dengan gaya angkuhnya. 
            Jaekyung juga dapat melihat ada banyak murid kelasnya yang berkerumun melihatnya. Kemarahan Jaekyung sudah hampir mencapai puncak kepalanya saat Jira terus-terusan menghinanya didepan semua murid kelas ini.
            “Bayangkan saja, setiap hari dia tertidur dikelas. Hey apa orang tuamu tidak mampu membeli tempat tidur?” Kini Jira dengan acuhnya tertawa terbahak-bahak, begitu juga dengan siswa lain, adapula yang meneriaki Jaekyung dengan nada mengejek.
            Jaekyung hampir saja menampar wajah Jira kalau saja Jonghyun tak mencegahnya. Tanpa berkata satu patah katapun Jonghyun menarik Jaekyung menuju gudang belakang sekolah.
            “Ya!! Kim Jonghyun kenapa kau tak membiarkankau menampar wanita itu hah? Apa kau takut aku akan melukai mantan kekasihmu itu? Dia menghina orang tuaku, dia juga mempermalukan aku dihadapan semua siswa dikelas. Dia memperlakukan aku seperti ini karena dia mengira aku dan kau ber....”  Isak tangis serta teriakan Jaekyung yang panjang lebar itu terhenti ketika Jonghyun dengan tiba-tiba mencium bibirnya.
            Bagaikan tersambar petir, seluruh tubuh Jaekyung kaku. Dia merasa bahwa semua syaraf yang ada ditubuhnya berhenti berfungsi. Yeoja itu belum mampu berbicara apapun setelah Jonghyun menghentikan ciuman singkat mereka, bahkan mulut Jaekyung masih belum menutup.
            “Kau tidak mati berdiri kan?” Jonghyun mencoba untuk mencairkan suasana, dia mencubit pelan pipi Jaekyung.
            “Kenapa kau melakukan ini padaku?” Jaekyung balik bertanya, dia bingung kenapa Jonghyun menciumnya, padahal tidak ada hubungan apapun selain teman diantara mereka.
            Jonghyun hanya berdehem tak bisa menjawab pertanyaan Jaekyung. “Kau terlihat lebih jelek saat menangis.” Diapun lebih memilih untuk mengalihkan permbicaraan, tak mau dipermainkan Jaekyung segera menepis tangan Jonghyun yang ingin menghapus airmatanya.
            “Aku hanya ingin menenangkanmu, aku tau ini semua juga salahku. Jira melakukan ini padamu karena kau dekat denganku, dia memang tidak pernah membiarkan yeoja yang dekat denganku hidup dengan tenang. Aku merasa bersalah padamu Jaekyung.” Jonghyun mengutarakan semua alasannya, dia terduduk lemas di lantai gudang yang kotor ini.
            “Jangan menyalahkan dirimu Jonghyun-ahh.” Jaekyung ikut duduk disampingnya. Dia merangkul punggung Jonghyun yang lebar itu. “Aku tidak kesal dengan semua perkataan dan hinaan dari Jira, aku sangat kesal saat Jira menghina orang tuaku yang tak mampu membeli tempat tidur.” Jaekyung menghela nafas berat. Dia memandang Jonghyun yang masih tertunduk dengan tersenyum.
            “Aku tau, aku hanyalah yeoja dari kalangan bawah, orang tuaku han...” Jaekyung menoleh saat Jonghyun memegang tangannya yang bebas. “Selama ini kau berbohong pada kami.” Jaekyung terkejut akan pernyataan Jonghyun tadi.
            “Orang kalangan bawah, namun mempunyai rumah mewah yang sangat besar serta halaman yang luas,eoh?”
            “Kau??” Jaekyung memekik tak percaya. Sementara namja disebelahnya sedang tertawa lebar.
            “Kau kira aku akan rela membiarkan kau pulang seorang diri kerumah?” Jaekyung tertangkap basah. “Tidak usah mengelak kalau kau adalah pembantu dan itu adalah rumah majikanmu. Tidak bisakah kau jujur padaku Jaekyung?” Ucap Jonghyun cepat saat melihat yeoja itu akan memberikan beribu alasannya.
            “Mianhe...” Hanya satu kalimat yang keluar dari bibir mungil Jaekyung. “Aigooo, kenapa aku lupa dari tadi. Lihatlah bajumu itu, basah-basah kau tidak menggantinya sedari tadi. Apa kau tidak kedinginan?” Entah kenapa Jonghyun jadi cerewet seperti ini, bahkan melebihi seorang eomma yang sedang memarahi anaknya.
            Tanpa Jonghyun sadari tiba-tiba Jaekyung memeluknya, memeluknya dengan sangat erat. “Pabo! Aku kedinginan dari tadi, sebagai imbalan, aku ingin kau memelukku seperti ini.” Tanpa banyak bicara lagi, Jonghyunpun makin mengeratkan pelukannya pada Jaekyung.
***
           
            “Jheongmalyo? Jadi Jonghyun dan Ahra sudah putus?” Minki terpekik saat mendengar berita tersebut dari mulut Jaekyung.
            “Jonghyun bilang kalau Ahra bukan yeoja yang baik, dan ternyata Ahra juga masih menjalin hubungan dengan Minho.” Jaekyung menambahkan.
            “Oh iya kau bilang kau dan Jonghyun pernah..” Minki memberi isyarat dengan menyentuh bibirnya. “Jangan bahas itu lagi!” Seru Jaekyung kesal.
            “Tapi apa itu benar terjadi?” Minki masih ragu dengan ucapan Jaekyung waktu itu, dia tidak percaya. Pasalnya Jaekyung dan Jonghyun tidak mempunyai hubungan apapun.
            “Kau tau? Awalnya aku juga sangat terkejut, aku mengira kalau itu hanya mimpi. Jantungku hampir melompat dari tempatnya.” Jaekyung menjawab dengan nada dan ekspresi yang terlalu didramatisir.
            “Aiish kau ini. Tapi kau benar-benar tidak ada hubungan apapun kan dengan Jonghyun?” Satu jitakan mengarah ke kepala Minki. “Kau kira aku menyembunyikan semuanya dari mu? Semua yang aku alami selama ini aku ceritakan padamu Minki, kenapa kau masih tak percaya.” Ujar Jaekyung heran.
            “Ne ne arraseo, hanya saja kalian berdua tampak begitu akrab.” Ucap Minki lirih.
            “Nan mollayo, kau tau? Aku juga tidak ragu untuk memeluknya.” Minki yang sedang meminum jus pun  tersedak. “Gwenchana?” Tanya Jaekyung khawatir sambil memeberikan beberapa lembar tisu.
            “Kau memeluknya?” Minki malah balik bertanya. “Begitulah.” Jawab Jaekyung sekenanya.
            “Jinja? Ommo sepertinya kesempatanmu makin besar.” Celetuk Minki tiba-tiba. “Mwo? Apa maksudmu?” Balas Jaekyung bingung.
            “Kau ini, kesempatan untukmu mendapatkan Jonghyun!!” Seru Minki dengan penuh penakanan. Jaekyung yang ada didepannya pun langsung membungkam mulut yeoja itu.
            “Ya!! Bagaimana kalau ada yang dengar?” Kata Jaekyung khawatir sambil memperhatikan sekelilingnya. Jaekyung takut jika tanpa sepengetahuannya ada siswa dari sekolahnya yang juga berada di foodcourt salah satu mall ini.
            “Tidak mungkin ada yang mengenalmu disini.” Jawab Minki santai, diapun kembali memakan hotdognya. “Kita kan tidak tau, mungkin saja ada anak kelas yang kesini.”
            “Minki-ya novel yang belum kau temukan, apa kau akan mencarinya sekarang?” Jaekyung memperhatikan Minki yang tengah melihat-lihat beberapa novel yang dibelinya tadi.
            “Aku akan mencarinya lain waktu, Jaekyung-ahh hari ini uangku telah habis.” Minki terkekeh. “Kajja! Sebaiknya kita pulang sekarang, gomapta kau sudah menemaniku mencari novel.”
“Ne.” Jawab Jaekyung singkat dan segera beranjak dari duduknya.
Jaekyung dan Minki dikejutkan oleh dua orang yang tiba-tiba merangsek masuk ke dalam lift yang mereka naiki berdua. Padahal pintu lift ini sudah hampir tertutup namun kedua orang itu tetap memaksa masuk.
“Chagi, kajja kita masuk saja, kalau tidak kita bisa terlambat.” Jaekyung dan Minki melotot mendengar suara yeoja ini. “Shin Jira?” Seru mereka hampir bersamaan. Yeoja yang dimaksud dengan segera menoleh.
“Kalian?” Jira pun tampak tak kalah kagetnya, namun di detik berusaha untuk terlihat santai. Dia juga mengeratkan pegangan pada namja yang ada disampingnya.


-To be continue-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar