Tittle : Helper is my love
Cast : Jo Youngmin
Jo Kwangmin
Kim Seo Ra
Han Ri Young
Genre : -
Rating : PG-15
Author : @raniakim96
Length : Series
Part sebelumnya
“oppa, kenapa kau tidak di antarkan supirmu hari
ini?” walaupun dia satu tahun lebih tua dariku namun dia memaksaku untuk
memanggilku oppa. Aku juga tidak tau
asalan pastinya. Namun dia ingin terkesan lebih muda di hadapanku.
“ne, aku ingin membawa motor saat
ini, aku juga bisa mengantarmu sepulang sekolah chagi.” Aku mengerling nakal.
“huuh dasar.” Dia mencubit pelan
lenganku, membuatku sedikit merintih.
“Youngmin, siapa dia?” aku bingung
harus menjawab apa. Kenapa dia bertanya Seora padaku? Apakah Cheonsuk tau aku
tinggal satu rumah dengannya???
#part 3
“memang ada apa chagi?” Aku tidak
langsung menjawab, aku harap apa yang aku pikirkan salah.
“ani, hanya saja aku seperti baru
melihatnya? Apakah dia anak baru di sini?” syukurlah ternyata harapanku benar,
tidak seperti yang aku pikirkan. Cheonsuk tidak menanyakan kalau aku tinggal
satu rumah dengan Seora.
“ne, dia memang anak baru di sini,
dia satu kelas dengannku. Namanya Seora, Kim Seo Ra.” Seruku semangat.
“sepertinya kau tau banyak tentang
dia?” Cheonsuk menyelidik. Sepertinya kata-kataku tadi membuatnya curiga.
“a..ani, aku kan satu kelas
dengannya. Apa mungkin jika namanya saja aku tak tau?” Aku melenggang pergi
meninggalkannya.
“ya~ Youngmin, jangan tinggalkan
aku.”Cheon suk berteriak dan lari mengejarku.
***
Pelajaran kali ini sangat
membosankan,penjelasan dari Choi sonsaenim membuatku mengantuk dan sesekali
menguap. Aku melihat seisi kelas, semua murid juga tampak tak bersemangat, apa
lagi di jam terakhir
dengan cuaca yang sangat panas. Tidak bisakah sedikit angin masuk ke dalam sini?. Aku mengibas-ngibaskan tangan ke tubuhku sendiri, rasanya lebih lumayan.
dengan cuaca yang sangat panas. Tidak bisakah sedikit angin masuk ke dalam sini?. Aku mengibas-ngibaskan tangan ke tubuhku sendiri, rasanya lebih lumayan.
Choi
ssaem tetap bersemangat menjelaskan pelajaran Kimia yang di ampuhnya, walaupun
tak ada satu pun murid yang memperhatikannya. Kecuali satu, Seora dia terus
saja menghadap ke depan dengan tatapan serius dan mencatat hal-hal yang
menurutnya penting.
“rajin
sekali dia.” Kataku lirih. Apa karena dia anak baru, jadi dia ingin bersikap
baik? Ck munafik. Aku semakin ngantuk melihatnya. Aku menutup mataku mencoba
untuk tidur, sebelum akhirnya bel pulang sekolah berdering dan mengagetkanku. Walaupun
merasa kaget, aku sangat senang karena tidak lagi mendengarkan celotehan Choi
ssaem yang mengeyangkan (?) itu.
Aku
berada di tempat parkir motor bersiap untuk pulang, aku baru ingat kalau aku
berjanji akan mengantar Cheonsuk jalan-jalan. Aku berbalik berjalan menuju
kelas Cheonsuk.
Di jalan
menuju kelas Cheonsuk, aku melihat Seora sedang bergurau dengan Riyoung dan dua
namja yang mukanya tidak asing bagiku. Namun aku tak tau namanya.
“ternyata
dia sudah mendapat teman.” Ejekku.
***
Aku dan Cheonsuk tengah di jalan
menuju toko pakaian tempat Cheonsuk biasa membeli pakaiannya. Cheonsuk termasuk
yeoja yang update dan modis, tak heran dia sering pergi untuk belanja
pakaian-pakaian model terbaru.
Sampai di toko pakaian, Cheonsuk
langsung melesat masuk. Membuka satu demi satu lembaran baju yang tercantel (?)
rapi. Memilih pakaian ini dan itu, masuk ke dalam ruang ganti. Mencoba t-sirth,
dress, celana semua dia coba. Sesekali dia juag meminta pendapatku untuk
pakaian yang di pilihnya.
Aku yang melihatnya sudah sangat
lelah, apalagi harus menjalaninya. Apakah dia tidak lelah?. Aku menghela nafas.
Melihat Cheonsuk keluar dari ruang ganti dia
memakai mini dress berwarna baby pink yang sangat manis. Membuatku terperangah.
Aku tidak dapat mengalihkan pandanganku padanya. Dress itu sungguh cocok di
tubuhnya.
“chagi.. itu sangat bagus untukmu.”
ucapku cepat saat Cheonsuk berjalan menghampiriku untuk meminta pendapat
seperti biasa.
“benarkah?”
balasnya tak percaya. Dia kembali melihat kebawah tubuhnya yang berbalut dress
tersebut.
“aku
tidak bohong, dress ini benar-benar cocok untukmu.” Aku meyakinkannya. Tanpa
pikir panjang, Cheonsuk berganti dan memilih dress pink itu masuk ke dalam
daftar pakaian belanjaannya hari ini.
Cheonsuk
membeli sangat banyak pakaian hari ini, ada puluhan tas belanjaan yang aku
bawa. Ini sungguh memberatkan, belum lagi uangku telah habis hanya untuk
membelikannya pakaian pada hari ini.
Terkadang
aku merasa malas untuk mengantarnya belanja, sangat lama, banyak belanjaan dan
tentu saja itu membuat isi dompetku makin menipis. Namun apa yang harus aku
lakukan untuknya selain menjadi namjachingu yang baik? Aku tidak mau kehilangan
wanita sempurna di hadapanku ini. Aku tidak tahan jika dia sudah menampakan
aegyo-nya, sungguh mampu membuat hatiku meleleh.
“youngmin
bisakah besok kau mengantarkan ku ke salon? Aku ingin mencuci rambutku ini.”
Seru Cheonsuk manja dengan memegang rambut hitam panjangnya itu.
“ne,
dengan senang hati.” Balasku dengan melihat ke arahnya.
“adakah
permintaan lain darimu? Apakah kau lapar?” lanjutku.
“yeobo,
kau tau saja kalau aku lapar.” Cheonsuk menunduk malu. Aku langsung menariknya
menuju salah satu restaurant di sini.
Dia
lahap memakan spageti yang kami pesan tadi, sepertinya benar-benar lapar. Aku
melihat di sudut bibirnya, ada saus merah yang menempel. Tanganku bergegas
mengambil selembar tisu dan mengarahkannya pada bibir Cheonsuk.
Cheonsuk
terlihat kaget dengan perlakuanku. Dia lalu mengambil alih tisu dari tanganku
dan membersihkannya sendiri.
“youngmin-ahh.”
Ucapnya malu. Aku hanya terkekeh melihat tingkah lucunya.
***
“gomawo
untuk hari ini chagi.” Cheonsuk mencium pipiku lembut, setelah dia turun dari
motorku. Hatiku berdebar kencang saat bibirnya menempel di kulit pipiku.
“cheonmaneo
putri.” Ucapku gombal. Cheonsuk menunduk malu dan dapat kulihat semburat merah
di pipi putih mulusnya. Setelah membawa semua tas belanjaannya dia langsung
berbalik dan berlari kecil menuju pintu rumahnya tanpa menungguku pergi dari
rumahnya dulu.
Kim Seo
Ra P.O.V.
Sampai di
rumah aku langsung menuju kamarku, hari ini benar-benar sangat melelahkan. Aku
meletakan tas ku di kasur, merebahkan tubuhku di atasnya. Aku jadi teringat
surat kecil darinya pada malam itu. Aku bangkit mengambil surat yang masih
tergeletak di atas meja belajarku.
Aku
membaca kembali surat yang berisikan
‘kau tau kalau aku tidak suka
dengan kedatanganmu di rumah ini? Jika melihatmu itu membuatku muak.
Kau masih harus bersyukur karena
aku tidak memecatmu. Tapi aku meminta dengan sangat padamu, berpura-puralah
tidak mengenalku dan Kwangmin di sekolah. Kalau kau tidak ingin berurusan
denganku, arraso? Dan jangan tanya alasannya padaku.’
-Youngmin-
Seketika
air mataku menetes saat membacanya, begitu bencinya kah tuan Youngmin padaku?
Aku tidak tau harus bagaimana aku bersikap, di sisi lain aku tidak ingin
menyakiti perasaan tuan Kwangmin yang mencoba untuk dekat denganku di sekolah.
“Ottokheo?”
Lirihku.
Terdengar
ketukan lirih di balik pintu kamarku. Aku buru-buru menghapus air mataku,
menuju pintuk kamar.
“tuan
Kwangmin.” Seruku seaat setelah membuka pintu kamar. Namja di hadapanku ini
hanya melebarkan senyum, menampakkan deretan gigi putihnya.
“tuan,
adakah yang perlu saya bantu.” Ucapku ragu. Namun tuan Kwangmin tak menjawab
dia menarik tanganku menuju pintu keluar rumah.Aku bingung dengan apa yang akan
dia lakukan.
“Seora
bukankah kau belum pernah berjalan-jalan di daerah ini?” tanyanya saat kami
berada di jalan sekeliling komplek rumah majikanku.
“ne, saya
belum pernah tuan. Karena memang belum ada waktu.” Jawabku malu. Aku memang
belum pernah sekalipun jalan-jalan di sekitar sini. Tuan Kwangmin sangat
pengertian.
“akan
sampai kapan kau tidak berpergian? Minimalnya kau harus tau daerah sini.” Tuan
Kwangmin tertawa lepas dan melanjutkan berjalan di depanku. Akan kemana kami sebenarnya.
***
“Seora
apakah kau suka tempat ini?.” Tuan Kwangmin membawaku ke sebuah danau kecil di
pojok komplek ini. Benar-benar sangat indah, aku tak menyangka ada tempat
seperti ini di sini.
“ne tuan,
aku sangat senang danaunya sangat indah. Di tambah dengan pe pohonannya,
membuat kesannya sangat sejuk.” Aku memejamkan mataku. Menghirup lebih dalam
udara segar yang ada di sekitarnya.
“apakah
tuan sering datang ke sini?” lanjutku.
“ne
disinilah aku mencurahkan semua isi hatiku. Jarang ada orang yang mau datang ke
sini, karena mereka semua sangat sibuk. Syukurlah jika kau suka tempat ini.”
Papar tuan Kwangmin seraya merebahkan tubuhnya di atas rerumputan yang hijau
ini.
“tuan
memilih tempat yang tepat.” Balasku yang juga ikut merebahkan tubuhku di
sampingnya.
“kau
boleh datang ke tempat ini se sukamu, kita berbagi untuk saat ini, karena dulu
tempat ini hanya milikku.” Sesaat tawa kami berdua menggelegar. Tuan Kwangmin
memang orang yang ceria dan terbuka padaku. Aku sangat suka kepribadiannya.
Berbanding terbalik dengan kembarannya.
***
Sebelum aku dan tuan
Kwangmin masuk menuju pintu rumah, aku mendengar suara deruman motor yang ku
duga adalah tuan Youngmin. ternyata benar, tuan Youngmin tengan membuka pintu
gerbang besar rumahnya. Dia nampak kesulitan.
“ada apa Seora?.” Tanya tuan
Kwangmin yang sadar langkahku terhenti. Namun aku tak memperdulikannya, berlari
menuju pintu gerbang yang jauh berada di depan sana. Setelah sampai aku
membantu tuan Youngmin mendorong pintu gerbang ini. Sangat berat.
“kemana satpam itu? Apakah
pekerjaannya hanya tidur.” Bukannya berterima kasih dia malah mengomel tak
jelas.
“mungkin ahjussi sedang ke
belakang.” Balasku lirih. Tuan Youngmin kembali menyalakan mesin motornya menuju ke garasi.
BRUMMM
Entah di sengaja atau tidak, dia
meng-gas motornya keras hingga semua asap dari knalpotnya menyembul ke arahku
yang berada tepat di belakangnya.
“uhuuk.. uhukk..” aku terbatuk
sambil mengipas-ngibaskan tanganku menipiskan asap tebal yang ada di sekitarku. Sungguh keterlaluan dia.
Tugasku hari ini adalah membersihkan
kamar tuan ‘Jo Twins’ aku sudah bersiap dengan gagang sapu yang ku pegang.
Pertama aku datang ke kamar tuan Kwangmin. Aku mengetuk pintunya lirih, tak ada
jawaban. Sepertinya tidak ada tuan di dalam.
Aku membuka perlahan pintu kamarnya,
benar tidak ada siapapun di sini. Baru pertama kali ini aku masuk ke kamar tuan Kwangmin kamarnya luas, cat dinding
berwarna hijau muda bercorak dengan single bed di tengahnya. Bed covernya sangat
lucu berwarna kuning bergambar pikhacu. Ada juga boneka pikhacu besar di
atasnya. Sepertinya tuan Kwangmin sangat menyukai pikhacu.
Lelah sekali membersihkan kamar tuan
Kwangmin, belum lagi aku harus membersihkan kamar tuan Youngmin.
“aku sudah lelah.” Batinku. Tapi aku
tak boleh mengeluh, ini adalah pekerjaanku.
Masuk ke dalam tuan Youngmin, tuan
tidak ada mungkin sedang bermain bersama anjingnya yang bernama ‘boo’.
Kamarnya
benar-benar berbeda dengan kembarannya yang penuh warna. Kamar tuan Youngmin lebih simple, double bed dan
cover berwarna putih. Kamarnyapun lebih luas dari kamar tuan Kwangmin.Cat
kamarnya putih bercorak hitam horizontal. Sangat cocok dengan kepribadiannya
yang dingin. Aku mengalihkan pandanganku pada boneka beruang putih yang sangat
besar di atas kasurnya. Lucu sekali.
Aku
membuka tirai putih besar yang ada di samping tempat tidur. Pemandangannya
sangat indah dari sini aku dapat melihat taman dan kolam renang yang ada di
belakang rumah.
Aku pun
dapat melihat keakraban tuan Youngmin dengan anjingnya, ya rumah anjing tuan
Youngmin memang berada di pinggir kolam renang.Pantas saja tuan Youngmin
memilih kamarnya berada di sini.
“sedang
apa kau di sini?” Ada suara yang mengagetkanku saat aku sedang mebersihkan
kasunya.
“saya
di tugaskan untuk membersihkan kamar tuan hari ini.” Balasku mendekatinya.
“siapa
yang memperbolehkanmu masuk kamarku hah?” Nampaknya tuan Youngmin tidak suka
jika aku berada di sini.
“tapi
ini tugas dari nyonya Jo?.” Aku takut dia akan semakin marah padaku.
“hanya
untuk hari ini, hari berikutnya kau tidak ku perbolehkan masuk ke kamarku. Kau
tidak perlu membersihkan kamarku. Biar ahjumma saja yang membersihkannya.
Walaupun kau di tugaskan untuk ini.” Ujar tuan Youngmin panjang lebar. Apa
salahnya aku masuk ke kamarnya? Ini kan tugasku.
“ne
tuan, arraso.” Aku menurutinya saja. Tuan Youngmin berbalik pergi dan menutup
pintunya keras.
***
Seperti biasa saat istirahat aku
pergi ke kantin bersama Riyoung, Minwoo dan Jeongmin. Mereka adalah sahabat
terbaikku saat ini.
“Seora, apakah selama satu minggu
ini kau tidak ada masalah di sekolah?” seru Riyoung tiba-tiba saat kami tengah
mengambil posisi duduk masing-masing.
“masalah? Masalah apa Riyoung-ahh?
Aku merasa biasa saja saat di sekolah.” Aku bingung dengan pertanyaan aneh yang
di ucapkan oleh Riyoung apa maksudnya.
“hm, ani kalau begitu syukurlah.”
Riyoung benar-benar aneh saat ini, tidak biasanya dia bertanya seperti itu
padaku.
To be continue~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar