Jumat, 21 Juni 2013

[FF Boyfriend] Helper is My Love Part 3




Tittle : Helper is my love
Cast : Jo Youngmin
            Jo Kwangmin
            Kim Seo Ra
            Han Ri Young
Genre : -
Rating : PG-15
Author : @raniakim96
Length : Series




Part sebelumnya 
            “oppa, kenapa kau tidak di antarkan supirmu hari ini?” walaupun dia satu tahun lebih tua dariku namun dia memaksaku untuk memanggilku oppa. Aku juga  tidak tau asalan pastinya. Namun dia ingin terkesan lebih muda di hadapanku.
            “ne, aku ingin membawa motor saat ini, aku juga bisa mengantarmu sepulang sekolah chagi.” Aku mengerling nakal.
            “huuh dasar.” Dia mencubit pelan lenganku, membuatku sedikit merintih.
            “Youngmin, siapa dia?” aku bingung harus menjawab apa. Kenapa dia bertanya Seora padaku? Apakah Cheonsuk tau aku tinggal satu rumah dengannya???



#part 3



            “memang ada apa chagi?” Aku tidak langsung menjawab, aku harap apa yang aku pikirkan salah.

            “ani, hanya saja aku seperti baru melihatnya? Apakah dia anak baru di sini?” syukurlah ternyata harapanku benar, tidak seperti yang aku pikirkan. Cheonsuk tidak menanyakan kalau aku tinggal satu rumah dengan Seora.

            “ne, dia memang anak baru di sini, dia satu kelas dengannku. Namanya Seora, Kim Seo Ra.” Seruku semangat.

            “sepertinya kau tau banyak tentang dia?” Cheonsuk menyelidik. Sepertinya kata-kataku tadi membuatnya curiga.

            “a..ani, aku kan satu kelas dengannya. Apa mungkin jika namanya saja aku tak tau?” Aku melenggang pergi meninggalkannya.

            “ya~ Youngmin, jangan tinggalkan aku.”Cheon suk berteriak dan lari mengejarku.


***

           
            Pelajaran kali ini sangat membosankan,penjelasan dari Choi sonsaenim membuatku mengantuk dan sesekali menguap. Aku melihat seisi kelas, semua murid juga tampak tak bersemangat, apa lagi di jam terakhir
dengan cuaca yang sangat panas. Tidak bisakah sedikit angin masuk ke dalam sini?. Aku mengibas-ngibaskan tangan ke tubuhku sendiri, rasanya lebih lumayan.

Choi ssaem tetap bersemangat menjelaskan pelajaran Kimia yang di ampuhnya, walaupun tak ada satu pun murid yang memperhatikannya. Kecuali satu, Seora dia terus saja menghadap ke depan dengan tatapan serius dan mencatat hal-hal yang menurutnya penting.
“rajin sekali dia.” Kataku lirih. Apa karena dia anak baru, jadi dia ingin bersikap baik? Ck munafik. Aku semakin ngantuk melihatnya. Aku menutup mataku mencoba untuk tidur, sebelum akhirnya bel pulang sekolah berdering dan mengagetkanku. Walaupun merasa kaget, aku sangat senang karena tidak lagi mendengarkan celotehan Choi ssaem yang mengeyangkan (?) itu.

Aku berada di tempat parkir motor bersiap untuk pulang, aku baru ingat kalau aku berjanji akan mengantar Cheonsuk jalan-jalan. Aku berbalik berjalan menuju kelas Cheonsuk.
Di jalan menuju kelas Cheonsuk, aku melihat Seora sedang bergurau dengan Riyoung dan dua namja yang mukanya tidak asing bagiku. Namun aku tak tau namanya.
“ternyata dia sudah mendapat teman.” Ejekku.


***

            Aku dan Cheonsuk tengah di jalan menuju toko pakaian tempat Cheonsuk biasa membeli pakaiannya. Cheonsuk termasuk yeoja yang update dan modis, tak heran dia sering pergi untuk belanja pakaian-pakaian model terbaru.

            Sampai di toko pakaian, Cheonsuk langsung melesat masuk. Membuka satu demi satu lembaran baju yang tercantel (?) rapi. Memilih pakaian ini dan itu, masuk ke dalam ruang ganti. Mencoba t-sirth, dress, celana semua dia coba. Sesekali dia juag meminta pendapatku untuk pakaian yang di pilihnya.

            Aku yang melihatnya sudah sangat lelah, apalagi harus menjalaninya. Apakah dia tidak lelah?. Aku menghela nafas.
 Melihat Cheonsuk keluar dari ruang ganti dia memakai mini dress berwarna baby pink yang sangat manis. Membuatku terperangah. Aku tidak dapat mengalihkan pandanganku padanya. Dress itu sungguh cocok di tubuhnya.

            “chagi.. itu sangat bagus untukmu.” ucapku cepat saat Cheonsuk berjalan menghampiriku untuk meminta pendapat seperti biasa.

            “benarkah?” balasnya tak percaya. Dia kembali melihat kebawah tubuhnya yang berbalut dress tersebut.
            “aku tidak bohong, dress ini benar-benar cocok untukmu.” Aku meyakinkannya. Tanpa pikir panjang, Cheonsuk berganti dan memilih dress pink itu masuk ke dalam daftar pakaian belanjaannya hari ini.

            Cheonsuk membeli sangat banyak pakaian hari ini, ada puluhan tas belanjaan yang aku bawa. Ini sungguh memberatkan, belum lagi uangku telah habis hanya untuk membelikannya pakaian pada hari ini.
            Terkadang aku merasa malas untuk mengantarnya belanja, sangat lama, banyak belanjaan dan tentu saja itu membuat isi dompetku makin menipis. Namun apa yang harus aku lakukan untuknya selain menjadi namjachingu yang baik? Aku tidak mau kehilangan wanita sempurna di hadapanku ini. Aku tidak tahan jika dia sudah menampakan aegyo-nya, sungguh mampu membuat hatiku meleleh.
            “youngmin bisakah besok kau mengantarkan ku ke salon? Aku ingin mencuci rambutku ini.” Seru Cheonsuk manja dengan memegang rambut hitam panjangnya itu.
            “ne, dengan senang hati.” Balasku dengan melihat ke arahnya.
            “adakah permintaan lain darimu? Apakah kau lapar?” lanjutku.
            “yeobo, kau tau saja kalau aku lapar.” Cheonsuk menunduk malu. Aku langsung menariknya menuju salah satu restaurant di sini.
            Dia lahap memakan spageti yang kami pesan tadi, sepertinya benar-benar lapar. Aku melihat di sudut bibirnya, ada saus merah yang menempel. Tanganku bergegas mengambil selembar tisu dan mengarahkannya pada bibir Cheonsuk.
            Cheonsuk terlihat kaget dengan perlakuanku. Dia lalu mengambil alih tisu dari tanganku dan membersihkannya sendiri.
            “youngmin-ahh.” Ucapnya malu. Aku hanya terkekeh melihat tingkah lucunya.
***
            “gomawo untuk hari ini chagi.” Cheonsuk mencium pipiku lembut, setelah dia turun dari motorku. Hatiku berdebar kencang saat bibirnya menempel di kulit pipiku.
            “cheonmaneo putri.” Ucapku gombal. Cheonsuk menunduk malu dan dapat kulihat semburat merah di pipi putih mulusnya. Setelah membawa semua tas belanjaannya dia langsung berbalik dan berlari kecil menuju pintu rumahnya tanpa menungguku pergi dari rumahnya dulu.


Kim Seo Ra  P.O.V.

Sampai di rumah aku langsung menuju kamarku, hari ini benar-benar sangat melelahkan. Aku meletakan tas ku di kasur, merebahkan tubuhku di atasnya. Aku jadi teringat surat kecil darinya pada malam itu. Aku bangkit mengambil surat yang masih tergeletak di atas meja belajarku.

Aku membaca kembali surat yang berisikan

‘kau tau kalau aku tidak suka dengan kedatanganmu di rumah ini? Jika melihatmu itu membuatku muak.
Kau masih harus bersyukur karena aku tidak memecatmu. Tapi aku meminta dengan sangat padamu, berpura-puralah tidak mengenalku dan Kwangmin di sekolah. Kalau kau tidak ingin berurusan denganku, arraso? Dan jangan tanya alasannya padaku.’
-Youngmin-

Seketika air mataku menetes saat membacanya, begitu bencinya kah tuan Youngmin padaku? Aku tidak tau harus bagaimana aku bersikap, di sisi lain aku tidak ingin menyakiti perasaan tuan Kwangmin yang mencoba untuk dekat denganku di sekolah.
“Ottokheo?” Lirihku.

Terdengar ketukan lirih di balik pintu kamarku. Aku buru-buru menghapus air mataku, menuju pintuk kamar.

“tuan Kwangmin.” Seruku seaat setelah membuka pintu kamar. Namja di hadapanku ini hanya melebarkan senyum, menampakkan deretan gigi putihnya.

“tuan, adakah yang perlu saya bantu.” Ucapku ragu. Namun tuan Kwangmin tak menjawab dia menarik tanganku menuju pintu keluar rumah.Aku bingung dengan apa yang akan dia lakukan.

“Seora bukankah kau belum pernah berjalan-jalan di daerah ini?” tanyanya saat kami berada di jalan sekeliling komplek rumah majikanku.

“ne, saya belum pernah tuan. Karena memang belum ada waktu.” Jawabku malu. Aku memang belum pernah sekalipun jalan-jalan di sekitar sini. Tuan Kwangmin sangat pengertian.

“akan sampai kapan kau tidak berpergian? Minimalnya kau harus tau daerah sini.” Tuan Kwangmin tertawa lepas dan melanjutkan berjalan di depanku.  Akan kemana kami sebenarnya.


***

“Seora apakah kau suka tempat ini?.” Tuan Kwangmin membawaku ke sebuah danau kecil di pojok komplek ini. Benar-benar sangat indah, aku tak menyangka ada tempat seperti ini di sini.

“ne tuan, aku sangat senang danaunya sangat indah. Di tambah dengan pe pohonannya, membuat kesannya sangat sejuk.” Aku memejamkan mataku. Menghirup lebih dalam udara segar yang ada di sekitarnya.

“apakah tuan sering datang ke sini?” lanjutku.

“ne disinilah aku mencurahkan semua isi hatiku. Jarang ada orang yang mau datang ke sini, karena mereka semua sangat sibuk. Syukurlah jika kau suka tempat ini.” Papar tuan Kwangmin seraya merebahkan tubuhnya di atas rerumputan yang hijau ini.

“tuan memilih tempat yang tepat.” Balasku yang juga ikut merebahkan tubuhku di sampingnya.

“kau boleh datang ke tempat ini se sukamu, kita berbagi untuk saat ini, karena dulu tempat ini hanya milikku.” Sesaat tawa kami berdua menggelegar. Tuan Kwangmin memang orang yang ceria dan terbuka padaku. Aku sangat suka kepribadiannya. Berbanding terbalik dengan kembarannya.

***
            Sebelum aku dan tuan Kwangmin masuk menuju pintu rumah, aku mendengar suara deruman motor yang ku duga adalah tuan Youngmin. ternyata benar, tuan Youngmin tengan membuka pintu gerbang besar rumahnya. Dia nampak kesulitan.
            “ada apa Seora?.” Tanya tuan Kwangmin yang sadar langkahku terhenti. Namun aku tak memperdulikannya, berlari menuju pintu gerbang yang jauh berada di depan sana. Setelah sampai aku membantu tuan Youngmin mendorong pintu gerbang ini. Sangat berat.
            “kemana satpam itu? Apakah pekerjaannya hanya tidur.” Bukannya berterima kasih dia malah mengomel tak jelas.
            “mungkin ahjussi sedang ke belakang.” Balasku lirih. Tuan Youngmin kembali menyalakan mesin  motornya menuju ke garasi.
            BRUMMM
            Entah di sengaja atau tidak, dia meng-gas motornya keras hingga semua asap dari knalpotnya menyembul ke arahku yang berada tepat di belakangnya.
            “uhuuk.. uhukk..” aku terbatuk sambil mengipas-ngibaskan tanganku menipiskan asap tebal yang ada di sekitarku. Sungguh keterlaluan dia.
            Tugasku hari ini adalah membersihkan kamar tuan ‘Jo Twins’ aku sudah bersiap dengan gagang sapu yang ku pegang. Pertama aku datang ke kamar tuan Kwangmin. Aku mengetuk pintunya lirih, tak ada jawaban. Sepertinya tidak ada tuan di dalam.
            Aku membuka perlahan pintu kamarnya, benar tidak ada siapapun di sini. Baru pertama kali ini aku masuk ke kamar  tuan Kwangmin kamarnya luas, cat dinding berwarna hijau muda bercorak dengan single bed di tengahnya. Bed covernya sangat lucu berwarna kuning bergambar pikhacu. Ada juga boneka pikhacu besar di atasnya. Sepertinya tuan Kwangmin sangat menyukai pikhacu.
            Lelah sekali membersihkan kamar tuan Kwangmin, belum lagi aku harus membersihkan kamar tuan Youngmin.
            “aku sudah lelah.” Batinku. Tapi aku tak boleh mengeluh, ini adalah pekerjaanku.
            Masuk ke dalam tuan Youngmin, tuan tidak ada mungkin sedang bermain bersama anjingnya yang bernama ‘boo’.
Kamarnya benar-benar berbeda dengan kembarannya yang penuh warna. Kamar  tuan Youngmin lebih simple, double bed dan cover berwarna putih. Kamarnyapun lebih luas dari kamar tuan Kwangmin.Cat kamarnya putih bercorak hitam horizontal. Sangat cocok dengan kepribadiannya yang dingin. Aku mengalihkan pandanganku pada boneka beruang putih yang sangat besar di atas kasurnya. Lucu sekali.
Aku membuka tirai putih besar yang ada di samping tempat tidur. Pemandangannya sangat indah dari sini aku dapat melihat taman dan kolam renang yang ada di belakang rumah.
Aku pun dapat melihat keakraban tuan Youngmin dengan anjingnya, ya rumah anjing tuan Youngmin memang berada di pinggir kolam renang.Pantas saja tuan Youngmin memilih kamarnya berada di sini.
“sedang apa kau di sini?” Ada suara yang mengagetkanku saat aku sedang mebersihkan kasunya.
“saya di tugaskan untuk membersihkan kamar tuan hari ini.” Balasku mendekatinya.
“siapa yang memperbolehkanmu masuk kamarku hah?” Nampaknya tuan Youngmin tidak suka jika aku berada di sini.
“tapi ini tugas dari nyonya Jo?.” Aku takut dia akan semakin marah padaku.
“hanya untuk hari ini, hari berikutnya kau tidak ku perbolehkan masuk ke kamarku. Kau tidak perlu membersihkan kamarku. Biar ahjumma saja yang membersihkannya. Walaupun kau di tugaskan untuk ini.” Ujar tuan Youngmin panjang lebar. Apa salahnya aku masuk ke kamarnya? Ini kan tugasku.
“ne tuan, arraso.” Aku menurutinya saja. Tuan Youngmin berbalik pergi dan menutup pintunya keras.

***

            Seperti biasa saat istirahat aku pergi ke kantin bersama Riyoung, Minwoo dan Jeongmin. Mereka adalah sahabat terbaikku saat ini.
            “Seora, apakah selama satu minggu ini kau tidak ada masalah di sekolah?” seru Riyoung tiba-tiba saat kami tengah mengambil posisi duduk masing-masing.
            “masalah? Masalah apa Riyoung-ahh? Aku merasa biasa saja saat di sekolah.” Aku bingung dengan pertanyaan aneh yang di ucapkan oleh Riyoung apa maksudnya.
            “hm, ani kalau begitu syukurlah.” Riyoung benar-benar aneh saat ini, tidak biasanya dia bertanya seperti itu padaku.
To be continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar