Tittle : Helper is my love
Cast : Jo Youngmin
Jo Kwangmin
Kim Seo Ra
Han Ri Young
Genre : -
Rating : PG-15
Author : @raniakim96
Length : Series
Part
Sebelumnya
Seperti
biasa saat istirahat aku pergi ke kantin bersama Riyoung, Minwoo dan Jeongmin.
Mereka adalah sahabat terbaikku saat ini.
“Seora, apakah selama satu minggu
ini kau tidak ada masalah di sekolah?” seru Riyoung tiba-tiba saat kami tengah
mengambil posisi duduk masing-masing.
“masalah? Masalah apa Riyoung-ahh?
Aku merasa biasa saja saat di sekolah.” Aku bingung dengan pertanyaan aneh yang
di ucapkan oleh Riyoung apa maksudnya.
“hm,
ani kalau begitu syukurlah.” Riyoung benar-benar aneh saat ini, tidak biasanya
dia bertanya seperti itu padaku.
#part 4
“sebenarnya
apa maksdumu Riyoung?” Aku sangat penasaran, apa yang sebenarnya ingin Riyoung
sampaikan?. Apakah dia menyembunyikan sesuatu?.
“sudah
aku bilang tidak apa.” Dia tidak mau menjawabnya. Aku mengalihkan pandanganku
pada Minwoo dan Jeongmin mencari jawaban, tapi mereka malah memalingkan wajah
mereka ke
arah lain.
arah lain.
“bisakah
kalian memberitahuku apa yang terjadi?” ucapku tegas, mereka semua langsung
mengangkat kepala mereka yang sedari tadi tertunduk. Riyoung, Minwoo dan Jeongmin
hanya saling menatap.
Aku
mendekatkan wajahku ke mereka, mengangkat dan menurunkan lagi ke dua alisku
meminta kejelasan.
“sebenarnya
ini hal yang tidak penting, namun aku hanya memperingatkanmu saja Seora.”
Akhirnya Jeongmin angkat bicara.
“sebagai
sesama anak baru di sekolah ini, aku ingin kau lebih berhati-hati Seora.” Kali
ini Riyoung lebih serius.
“memang
ada apa dengan sekolah ini? Hantu kah? Jangan bercanda Riyoung.” Balasku takut
sambil memegang tangan Riyoung.
“bukan
seperti itu Seora-ssi.” Seru Minwoo jengkel, apa yang salah?.
Han Ri Young
P.O.V.
Sebenarnya
apa yang di pikirkan Seora tentang ini? Kenapa dia mengkaitkan nya dengan
hantu? Dia benar-benar aneh. Apakah dia tidak bisa berpikir lebih elit?Di jaman
globalisasi ini masih ada hantu.
“Seora
kau ini, mana mungkin ada hantu di sekolah kita?.” Balas Minwoo, nampaknya dia
juga merasa aneh dengan apa yang di katakan Seora.
“lalu
apa maksud kalian dengan kata berhati-hati?” Sepertinya Seora sangat penasaran.
Ekspresinya lucu sekali ketika kesal dengan kedua pipi yang di kembungkan. Aku
tidak bisa menahan tawaku.
“Riyoung
apa ada yang lucu kenapa kau tertawa.” Jeongmin memperhatikanku yang sedang
tertawa mungkin dia penasaran apa yang
sedang aku tertawakan.
“ha..ha
tidak aku hanya geli saja melihat muka kesal Seora sangat lucu.” Jawabku apa
adanya.
“apanya
yang lucu? Riyoung kau ini ada-ada saja.” Balas Minwoo cepat. Sementara yang di
tertawakan –Seora- hanya bingung melihatnya.
“bisakah
kalian cepat mengatakannya padaku.” Seora sudah tak sabar.
“Seora
sebenarnya......” aku mengantungakn kalimatku.
Flashback on
“ya~
kau anak baru di sini?.” Saat aku sedang berjalan di koridor sekolah, Aku
mendengar ada orang yang memanggilku di belakang. Aku menoleh, sepertinya di
adalah sunbae ku. Ketara dari tanda kelas yang lebih tinggi.
“ne,
sunbae. Ada apa kau memanggilku?.” Balasku ramah dan hati-hati.
“heh,
se enaknya saja kau berjalan di sini.” Datang satu orang temannya dari arah
lain. Aku tidak tau kenapa mereka menanyakan hal seperti itu padaku.
“memang
ada yang salah dengan cara berjalanku?.” Tanya ku santai. Yeoja di depanku
hanya menghela nafas dan mendongak ke atas.
“ireumi
mwoya?.” Yeoja di sebelahnya kini angkat bicara.
“Riyoung,
Han Ri Young imnida sunbaenim.” Jawabku masih dengan gaya santai.
“Han
Ri Young, kau anak baru bukan? Apakah kau belum tau peraturan di sekolah ini
heoh?” yeoja itu mendorong bahuku dengan satu telunjuknya. Akupun memundurkan
langkahku. Satu langkah, aku menabrak seseorang. Ternyata sudah banyak murid yang berkerumun di koridor ini.
‘ada
apa sebenarnya?’ hatiku bertanya-tanya
“aaww.”
Aku menjerit karena ada yang menjambak rambutku dari belakang. Selanjutnya
mereka mendorongku, menarik seragamku kuat dan mengacak-acak rambutku.
Aku
tak tau sudah seperti apa bentuk rambutku, aku tak bisa memberi perlawanan.
Yang bisa ku lakukan hanya merintih kesakitan.
“Riyoung-ssi
bisakah kau lebih hormat pada sunbaemu?.” Ucap Yeoja berambut pendek itu
lembut, namun kata-kata itu membuatku semakin takut.
“sebenarnya
apa salahku sunbae?” tanyaku di sela-sela serangan (?) mereka.
“kau
ingin tau apa kesalahanmu hah? Kau anak baru bisakah kau tidak meremehkan
sunbaemu? Apakah kau tidak di ajarkan sopan santun oleh orang tuamu?” Salah
satu dari mereka menjawab apa yang ku tanyakan. Apakah menurutnya hal itu
salah? Berjalan melenggang tanpa memberi hormat pada sunbaenya? Memang aku
tentara yang harus hormat pada atasannya.
“aaiisshh....”
mereka semua sudah gila. Akan di apakan aku ini. Salah satu sunbae menarik
seragamku membuat satu kancingnya terlepas. Kali ini aku benar-benar kalut,
tidak tau apa yang bisa kulakukan.
Tiba-tiba
ada yang menarik tanganku, dia membawaku lari menjauh dari kerumunan sunbaeku ,
entah siapa yang mereka siksa saat ini. Namun aku sangat bersyukur karena ada
yang menolongku dari ‘macan kelaparan’ itu.
Sampai
di balkon atas sekolah, aku melihat wajah orang yang telah menolongku.
“Minwoo-ssi.”
Pekikku. Ternyata dia yang menolongku. No Min Woo dia adalah teman pertamaku di
sekolah ini.
“ne,
ini aku. Apakah kau baik-baik saja Riyoung?” dia melihatku dari bawah sampai
atas. Aku yang sadar akan satu kancing seragamku lepas, sigap menyilangkan
tanganku.
“hiks...
hikss..” Hanya suara tangis yang keluar dari mulutku, aku sungguh malu berada
di hadapan Minwoo dalam keadaan seperti ini.
“ini
memalukan.” Lirihku.
Aku
merasakan ada kain yang menutupi tubuhku. Aku mengangkat sedikit kepalaku,
ternyata Minwoo yang menyibakan seragam bagian luarnya ke tubuh bagian atasku.
“gam..zaha
mi...da..” aku mengucapkannya dengan sesegukan. Aku sangat berterimakasih
padanya.
“lain
kali kau harus lebih berhati-hati Han Ri
Young.” Ucapnya lembut, menepuk bahuku pelan.
Flasback off
***
Kuharap
Seora dapat mengerti setelah aku menceritakan semuanya, aku juga tidak ingin
dia mengalami hal sepertiku. Tapi sikap sunbae terhadapku kini sudah jauh
berbeda, aku juga tidak tau karena apa.
“ya~
Jeongmin-ahh bisakah kau lebih cepat?.” Aku memang sedang menunggu Jeongmin di
depan kelasnya. Dia sangat lama menata buku-bukunya, padahal Minwoo yang satu
kelas dengannya sudah keluar sedari tadi. Pantas saja Minwoo tidak mau
menunggunya.
“aku
sudah selesai.” Ucapnya tanpa dosa di berjala menuju ambang pintu.
“kenapa
kau lama sekali huh? Aku sampai ber-akar menunggumu.” Seruku pura-pura kesal.
“Riyoung-ssi
mianhe, aku tidak akan mengulanginya lagi. Oh iya gomawo sudah mau menungguku.”
Dia mencubit pelan kedua pipiku.
“aku
terpaksa menunggumu. Kalau aku tidak menunggumu aku akan pulang dengan siapa?.”
Rumahku dan rumah Jeongmin memang satu komplek walaupun tidak berdekatan.
Setiap hari aku pulang dengannya.
“aku
tau, kau tidak mungkin berani pulang seorang diri iya kan? Dasar penakut.”
Ejeknya. Aku pun langsung menimpuknya dengan buku yang ku pegang. Dia
berpura-pura merintih kesakitan.
Saat
berjalan melewati halaman depan sekolah, langkahku terhenti dari jauh aku
melihat Seora masuk ke mobil. Aku hafal betul mobil itu, mobil yang biasa
mengantar-jemput ‘Jo Twins’.
“ada
apa?.” Tanya Jeongmin. Aku menjawab dengan menunjuk ke arah tadi menggunakan
telunjukku. Jeongmin pun menoleh, mengikuti arah yang ku tunjukkan.
“apa
ada hubungan di antara mereka?.” Tanya Jeongmin. Dia memikirkan hal yang sama
denganku.
“aku
juga tidak tau, Seora tidak pernah menceritakan tentang Jo Twins padaku. Ada
yang Seora sembunyikan dariku.” Balasku sambil terus memperhatikan Seora dari
kejauhan. Akhirnya mobil itu pun melaju meninggalkan sekolah ini.
“dia
benar-benar tidak pernah menceritakan apapun padamu? Lalu bagaimana sikap
Youngmin pada Seora? Bukankah kau satu kelas dengannya juga?” tanya Jeongmin
menyakinkan.
“ne,
selama ini sikap Youngmin pada Seora biasa saja. Bahkan seperti tak pernah
kenal.” Aku mengangkat ke dua bahuku bingung.
“ini
perlu di selidiki.” Ucap Jeongmin mantap disertai anggukan setuju dariku.
***
Author P.O.V.
Hari
ini adalah hari minggu, seperti hari libur biasanya nyonya Jo menghabiskan
waktu dengan berbelanja atau melakukan perawatan tubuh di salon. Namun ada yang
berbeda dengan hari ini. Dia akan mengajak Seora untuk menemaninya.
“Seora
apakah kau sudah siap?” seru nyonya Jo di ruang tamu.
“iya
nyonya sebentar lagi saya akan keluar.” Dari kejauhan terdengar sayup-sayup
suara Seora.
“saya
sudah siap nyonya.” Seora datang menuju ruang tengah tempat nyonya Jo
menunggunya sedari tadi.
Nyonya
Jo memandangi Seora dari bawah sampai atas. Penampilan Seora memang terkesan
apa adanya. Dengan rambut yang terikat, kaos berwarna biru, rok selutut dan
sepatu flat.
“aku
rasa aku perlu mempermakmu.” Nyonya Jo tersenyum penuh arti, itu membuat Seora
sangat bingung.
***
Nyonya
Jo dan Seora kini berada di toko pakaian. Nyonya Jo sangat sibuk memilih
pakaian untuk Seora, berulang kali dia mengepaskannya di badan Seora. Sementara
Seora hanya diam menuruti apa yang nyonya Jo perintahkan.
“nyonya,
apakah nyonya akan membelikan pakaian untukku?.” Tanya Seora yang bingung
dengan tingkah nyonya Jo yang mengepaskan pakaian ke badannya.
“memang
nya baju-baju ini untuk siapa lagi selain kamu Seora? Apa mungkin aku yang akan
memakainya?.” Nyonya Jo terkekeh. Seora merasa tak enak hati, belum lagi dia
sudah di sekolahkan oleh keluarga Jo.
“nyonya
pakaian ini terlalu banyak untukku?.” Seora sangat keget karena nyonya Jo
menaruh puluhan pakaian untuk Seora di meja kasir.
“apakah
kau akan hidup hanya satu hari? Seora ini untuk kebutuhanmu. Aku liat kau tidak
memiliki pakaian yang pantas. Jadi aku membelikan ini semua untukmu.” Balas
nyonya Jo yang langsung memerintah petugas kasir untuk mebungkusnya.
“tapi
nyonya....” elak Seora saat nyonya Jo akan memberikan kartu kredit nya pada
petugas kasir.
“aku
tidak menyuruhmu untuk menolaknya Seora sayang....” jawab nyonya Jo pada Seora
seperti rasa sayang pada anaknya sendiri.
“gamzahamida
nyonya.” Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Seora.
“jangan
berterima kasih sekarang, masih banyak yang ingin aku lakukan untukmu.”
Nyonya Jo berjalan melenggang mengandeng
tangan Seora erat. Seora hanya dapat membelalakan matanya.
‘nyonya
akan memberikan apa lagi untukku.’ Serunya dalam hati.
Kali
ini Soera terdiam memandangi bangunan yang ada di depannya. Nyonya Jo yang
sudah berjalan di depannya berhenti dan berbalik untuk mengajak Seora masuk.
“Seora
sedang apa kau? Cepatlah masuk !!.” nyonya Jo tersenyum geli melihat Seora yang
hanya terbengong di depan salon ini.
‘akan
di apakan aku?.’ Seora melirik ke kanan dan ke kiri. Dia jarang sekali pergi ke
salon, dia tidak mau rambut yang menurutnya sudah bagus itu di potong atau di
warnai. Karena dia tidak suka rambut dengan bentuk yang aneh-aneh
Seora
diam memandangi nyonya Jo yang sedang berdiskusi dengan salah satu pekerja di
salon tersebut. Sesekali juga nyonya Jo menunjuknya, seperti memberitahukan
pada ahjumaa pekerja itu.
“Seora
kemarilah...” Seru nyonya Jo seraya menggerakan tangannya. Seora tersentak, dia
kaget karena tadi dia sedang melamun.
“ne...”
jawab Seora akhirnya.
“apa
potongan rambut yang cocok untuknya?.” Tanya nyonya Jo pada ahjumma tadi dengan
memegang kedua bahu Seora.
“aku
tau apa yang cocok untuknya, kemarilah..!!” Seora mengikuti ahjumma tadi menuju
kursi yang di depannya terpampang cermin besar dengan desain yang sangat
elegan. ‘Sepertinya ini salon untuk kalangan atas’ pikir Seora.
Ahjumaa
tadi mulai mengolah (?) rambut panjang Seora, dia akan menjadikan Seora lebih
cantik dari sebelumnya. Dia mengepaskan dengan bentuk wajah Seora sebelum
akhirnya dia memangkas rambut gadis itu.
Dua jam berlalu namun kegiatan ahjumma itu belum
juga selesai, entah apa saja yang di lakukannya pada rambut Seora namun kali
ini rambut Seora sedang di cuci setelah pewarnaan yang ke dua kalinya.
Seora tampak lelah dan
mengantuk, dia tipe gadis yang tidak senang menghabiskan waktu hanya untuk
melakukan hal-hal yang tidak penting seperti saat ini.
“selesai.....” teriak
ahjumma tadi keras membuat Seora yang sudah mulai menutup matanya kaget. Dia
langsung membuka matanya dan melihat bayangan dirinya di depan cermin.
Seora sangat terkejut
dengan apa yang di lihatnya, ini tampak sangat berbeda dengan dirinya tiga jam lalu.
Nyonya
Jo melihatnya puas, walaupun dia sendiri lelah karena menunggu Seora di
perbaharui (?) tadi.
***
Youngmin sedang asyik
memandikan anjingnya ‘boo’ di halaman depan rumah, sampai dia melihat mobil
memasuki halaman rumahnya. Dia sudah menduga itu adalah eomma nya.
Brakkk
Tidak sengaja dia
menjatuhkan selang air yang sedang di pakai untuk memandikan anjingnya. Dia
kaget melihat gadis yang turun dari mobil itu, Seora. Dia sangat berbeda di
matanya.
Rambut Seora kini
sangat berbeda. Terurai panjang se punggung, bentuknya terlihat lebih jelas,
dan kini rambut Seorapun berwarna merah kecoklatan cocok sekali dengan kulit
putih langsatnya. Dengan poni yang ada di dahinya yang membuatnya semakin
terlihat manis.
“guk..gukk...” Youngmin
tersadar karena gonggongan anjingnya. Dia sadar tadi dia melamun. Melamun
karena melihat penampilan berbeda dari Seora.
To be continue~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar